CONTOH ANALISIS SKEMA AKTAN GRAIMAS

 SKEMA AKTAN DAN SKEMA FUNGSIONAL

CERPEN SEBUAH RUMAH BERDINDING BATU DI KALI PASIR

 

 

1. Satuan Cerita Cerpen “Sebuah Rumah Berdinding Batu di Kali Pasir”

Cerita dimulai (alur cerita maju)

1. Kolonel Purnawirawan Omar Sadikin memasuki ruang sidang.

2. Panitera berbicara melalui telepon genggam dengan menutup mulutnya.

3. Omar memperhatikan semua yang dilakukan ibu hakim.

4. Pertanyaan ibu hakim membuat Omar merasa mukanya menjadi panas.

5. Majeles Hakim membacakan putusan penyerobotan sebuah rumah.

6. Omar membayangkan rumah di Kali Pasir. (Alur sorot balik)

6.1 Ketika rumah itu dibeli awal 1970-an, Kalipasir belum seperti sekarang.

6.2 Sebelum membeli rumah di Kalipasir, Omar tinggal di jalan Petogogan,

6.3  Ayahnya meninggal dan mewariskan sawah untuk anak-anaknya. Uang penjualan sawah untuk membeli rumah.

6.4 Rumah yang dibeli untuk Rahma kata Omar kepada istrinya.

6.5 Rahma adalah anak satu-satunya yang perkembangan kecerdasaanya terganggu.

6.6 Omar menjadi Mayor, Mayor menjadi Letnan Kolonnel dan Omar dipindah ke Medan menjabat Komandan Teritorial.

6.7 Anwar membujuk Omar agar ia menempati rumah Omar. Usahanya sedang seret.

6.8 Omar berpindah tugas dari Medan, ke Jayapura dan terakhir di Bandung sebagai kepala penerangan di Kodam Siliwangi.

6.9 Omar dipensiunkan karena dianggap terlalu terbuka bila bicara dengan mahasiswa.

6.10 Seorang temannya yang sudah “jadi” memberinya pekerjaan ssebagai pengawas intern di perusahaannya. Ia tetap menghuni rumah dinas sampai perusahannya goyah.

6.11 Fatma, istrinya meninggal karena kanker getah bening. Makin kuat alasan Omar pulang ke Jakarta bersama Rahma.

6.12 Omar pulang ke Jakarta meminta rumahnya kembali dari Anwar.

6.13 Anwar selalu menghindar bila hendak ditemui Omar.

6.14 Teman-teman Omar yang bersimpati mengerahkan anak buahnya untuk mengambil alih rumahnya.

6.15 Anwar mengadukan Omar telah menyerobot rumahnya ke pengadilan.

7. Pikiran Omar kalut atas putusan hakim yang telah memenangkan Anwar atas dirinya

8. Omar melihat senyum kemenangan Anwar dan kesedihan  Rahma yang tertunduk berlinang air mata.

9. Rumah di Kalipasir telah melayang.

10. Impian untuk mewariskan rumah untuk Rahma kandas.

11. Di mana Rahma akan tinggal melewati hari-hari tuanya yang sepi dan sendiri.

12. Omar mengambil pistol di tas yang disandarkan di kursi.

13. Omar menembak hakim ketua dan dua hakim. Ketiganya terpelanting dan roboh.

14. Ruang sidang menjadi gaduh.

15. Omar berlari keluar gedung pengadilan dan sebuah bus kota menabrak dan menggilas tubuhnya.

 

Cerpen Sebuah Rumah Berdinding Batu di Kali pasir  terdiri dari 15 sekuen pada saat penceritaan dan ada 15 sekuen sorot balik (6.1 -6.15). Apabila diperhatikan jumlah sekuen pada sorot balik sama dengan jumlah sekuen yang menampilkan peristiwa penceritaan (1-20). Ini berarti ada keseimbangan antara peristiwa yang ada pada sorot balik dengan peristiwa-peristiwa yang sejalan dengan penceritaan.

 

2. Fungsi-fungsi Utama Cerita

I. Omar dipindah ke Medan menjabat Komandan Teritorial. (6.6)

II. Anwar membujuk Omar agar ia menempati rumah Omar. Usahanya sedang seret. (6.7)

III. Omar berpindah tugas dari Medan, ke Jayapura dan terakhir di Bandung sebagai kepala penerangan di Kodam Siliwangi. (6.8)

IV. Omar dipensiunkan karena dianggap terlalu terbuka bila bicara dengan mahasiswa (6.9)

V. Setelah pensiun, Omar tetap tinggal di Bandung. (6.10)

VI. Omar berniat pulang ke Jakarta Fatma, istrinya meninggal karena kanker getah bening (6.11)

VII. Omar meminta rumahnya kepada Anwar (6.12)

VIII. Anwar selalu menghindar. (6.13)

IX. Teman-teman Omar mengambil alih rumah Omar. (6.14)

X. Anwar mengadukan Omar  ke pengadilan atas penyerobotan rumah. (6.15)

XI. Omar Sadikin memasuki ruang sidang (1)

XII. Pertanyaan ibu hakim membuat Omar merasa mukanya menjadi panas.(4)

XIII. Putusan hakim (5)

XIV. Omar melihat senyum kemenangan Anwar dan kesedihan  Rahma yang tertunduk berlinang air mata (8)

XV. Rumah di Kalipasir telah melayang. (9)

XVI. Impian untuk mewariskan rumah untuk Rahma kandas (10)

XVII. Omar mengambil pistol di tas yang disandarkan di kursi. (12)

XVIII. Omar menembak hakim ketua dan dua hakim. (13)

XIX. Omar berlari keluar gedung pengadilan dan sebuah bus kota menabraknya.

 

Skema fungsi

I        III        IV VVIIVII

 

II                  VIII                

                                   X

 

IXXIII XI                                 

 

XIIXIIIXIVXVXVI

         XIX XVIII XVII

 

3. Skema Aktan

 

  (Rumah)

Pengirim                              Objek                         Penerima

(Omar dan Anwar) (Anwar dan Rahma)

 

Penolong                             Subjek                         Penentang

(Majelis hakim) 1. Anwar    1. Anwar

2. Hakim    2. Istri Anwar

3. Tentara    3. Jaksa Penuntut Umum

 

a. Pengirim : 1. Kolonel Purnawiran Omar

2. Anwar

b. Objek : Rumah berdinding batu di Kalipasir yang diperkarakan oleh Omar dan Anwar

c. Subjek : 1. Anwar adalah orang yang menempati rumah (objek) milik Omar (pengirim)

2. Hakim adalah pemutus perkara yang memenangkan subjek atas pengirim.

3. Teman-teman Omar yang bersimpati adalah mereka yang membantu mengambil alih rumah (objek)

d. Penentang : 1. Anwar dia selalu menghindar apabila ingin ditemui Omar meminta rumahnya.

2. Istri Anwar yang selalu mengatakan rumah itu milik Anwar.

3. Jaksa Penuntut Umum yang memenangkan perkara sengketa kepemilikan rumah sah Omar kepad Anwar.

e. Penolong : 1. Majelis hakim mereka yang memutuskan bahwa rumah (objek) menjadi milik Anwar (subjek).

f. Penerima : 1. Anwar adalah orang yang dimenangkan oleh hakim mendapatkan rumah (objek).

2. Rahma adalah aktan yang akan mewarisi rumah (objek).

 

4. Skema Fungsional

1. Situasi Awal

Kolonel Purnawirawan Omar diajukan ke pengadilan atas tuduhan penyerobotan rumah di Kalipasir dari Anwar. Rumah miliknya yang sudah ditempati Anwar, adiknya saat Omar bertugas bertahun-tahun mulai dari Medan sampai Bandung. Saat meminta kembali rumahnya Anwar selalu sulit ditemui. Sehingga teman-teman Omar yang bersimpati berusaha mengambil alih rumah. Akibatnya Omar dituduh telah menyerobot rumah miliknya.

2. Transformasi

a. Cobaan Saringan

Omar berusaha mendapatkan rumah (objek) di pengadilan atas tuduhan telah mengambil alih rumahnya (objek) dari Anwar, adiknya yang telah menempati rumahnya selama Omar berdinas di Medan sampai Bandung.

b. Cobaan Utama

Di pengadilan Omar kalah. Ia dikalahkan oleh persekongkolan Anwar dengan panitera pengadilan. Ia harus menerima kenyataan bahwa rumah (objek) di Kalipasir milik Anwar. Usaha mendapatkan rumah (objek) untuk Rahma anaknya pupus. Hakim ketua telah memutuskan pro justitia, demi keadilan tindakan yang dilakukan Omar dinyatakan salah.

c. Cobaan yang Membawa Kegemilngan/Kejatuhan

Hakim ketua telah memutuskan bahwa Omar tidak berhak atas rumah (objek) di Kali Pasir. Anwar tersenyum penuh kemenangan. Omar melihat kesedihan Rahma. Di mana dia akan tinggal nanti.

 

3. Situasi Akhir

Mendengar keputusan hakim ketua yang memenangkan Anwar atas perkaranya. Omar menjadi gelap mata. Ia tidak akan dapat mewariskan rumah (objek) kepada Rahma, anak satu-satunya yang tidak punya siapa-siapa di masa tuanya. Hilang sudah impiannya. Ia mengambil pistol dan menembak hakim ketua dan dua hakim yang lain. Omar berlari dan terlindas bus kota yang menabraknya.

 

5. Tokoh Omar Sadikin

Omar adalah tokoh yang rela membantu adiknya dalam situasi kesulitan. Ia mengizinkan rumahnya ditempati Anwar saat bertugas di Medan. Namun, ia ceroboh tidak memikirkan dampak di waktu lain. Seharusnya Omar membuat surat perjanjian apabila sewaktu-waktu rumah diambil lagi Anwar harus meninggalkan rumahnya. Omar tokoh yang menyayangi anaknya. Ia melakukan penembakan karena kecewa impian mewariskan rumah kepada Rahma tak kesampaian. Omar juga gegabah, ia tidak boleh menembak hakim tapi mengajukan banding sehingga kemungkinan mendapatkan rumahnya masih ada. 

No comments:

Post a Comment