Si Gila
Berdandan peluh rambut kusut,
Bau keringat menyengat membahana kota,
Berjalan tanpa arah tiada tujuan ter arah,
Tak ada perhatian sapaan jangan tanya...
Berlalu waktu membisu biru,
Bermain tanah mandi kubang,
Tak perduli mata siapa terpasang,
Asalkan ia senang semua selesai...
Satu hari berjalan tanpa hambatan,
Tak ada gangguan yang menghadang,
Lapar haus gerah biarlah katanya,
Semua sudah tertulis nasib manusia...
Jangan kau lihat tubuh bau ku,
Katanya kepada dinding kampus,
Seolah dinding itu menjawab,
pakai lah badan ku,
agar kau seperti layak nya pria tampan menggoda dara,
hadirkan Syair Cinta antara dinding-dinding ku yang kian
kusam.
Aku memperhatikan gadis mungil itu disana,
bisikan nya kepada dinding tua tak berwarna,
Dia bagaikan orang "gila" berbicara sendiri,
Padahal yang "Gila" dia karena berbicara tanpa
koma.
Dengan dinding-dinding kampus
bernuansa sambil bersiul ria,
tak perduli senja mendekati asa...
Smoga Terhibur
No comments:
Post a Comment