bahasadwi.blogspot.com
MODUL 6
BAHASA INDONESIA SMK KELAS XII
MAJAS
/ GAYA BAHASA dan UNGKAPAN (IDIOM)
A. Majas/gaya
bahasa
Majas
adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menciptakan efek
tertentu/kemampuam
memililih kata-kata dan memandukan kata-kata
dengan kata untuk memberi bentuk
pada lukisan/deskripsi sehingga
menjadi lebih hidup dan menimbulkan kiasan yang
lebih mendalam.
Jenis-jenis
majas/gaya bahasa:
1. Majas
perbandingan
Yang termasuk kedalam majas
perbandingan adlah:
a. Asosiasi
(simile) adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya
berbeda tetapi
sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai dengan banyak,
bagaikan, seumpama,
seperti, baik, laksana.
Contoh :
-
Semangatnya keras bagaikan baja
-
Wajahnya bagai bulan purnama
-
Hatinya pucat bagai mayat
b. Metapora
adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara dan
pada perbandingan secara
implisit tanpa kata pembanding/perbandingan
langsung suatu benda dengan benda
lain yang mempunyai sifat sama.
Contoh :
-
Dia dianggap anak emas majikannya
-
Perpustakaan adalah gudang ilmu
-
Raja siang keluar dari ufuknya
-
Buah tangan yang kubawakan sangat berkesan
untukku (oleh-oleh)
-
Ibu tidak ingin kelak kamu hanya menjadi
sampah masyarakat
(pengganggu ketertiban umum)
c. Pesonafikasi
ialah majas perbandingan yang benda-benda secara
tidak bernyawa seolah-olah
memiliki sifat seperti manusia.
Contoh :
-
Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk
-
Daun kelapa melambai-lambai di tepi pantai
-
Awan hitam menebal diiringi halilintar
bersahut-sahutan
-
Bel sekola memanggu-manggu para siswa untuk
masuk ruangan
-
Embun menari diatas daun
-
Guntur bersahutan-sahutan pada tengah
derasnya hujan
d. Alegori
mengandung ajaran moral dan kebenaran ialah majas perbandingan
yang bertautan
satu sama lain dalam kesatuan yang utuh/perbandingan
keadaan/peristiwa dengan
beberapa kiasan yang membentuk suatu kesatuan.
Contoh :
- Hati-hati dalam mendayung bahtera rumah
tangga,
mengarungi lautan kehidupan yang penuh dengan badai dan gelombang.
Apabila suami istri, antara nahkoda dan juru mudinya itu seia sekata
dalam
melayarkan bahteranya, niscaya ia akan sampai ke pulau tujuan.
-
Setiap insan didunia ini akan mengalami topan
dan badai dalam kehidupan.
e. Tropen
atau majas yang menggunakan kata-kata tepat dan sejajar artinya
dengan
pengertian yang dimaksud membandingkan suatu pekerjaan dengan
pekerjaan lain
atau perbuatan lain yang mempunyai pengertian sejalan.
Contoh :
-
Kemarin dia terbang ke Bandung.
-
Ia mengubur dirinya saja, lalu tiada
terdengar lagi suaranya.
f. Simbolik
perbandingan ialah majas kiasan yang melukiskan sesuatu
dengan benda-benda lain
sebagai simbol/perlambang.
Contoh :
-
Bunglon, lambang bagi orang yang tak tetap
pendiriannya
-
Cecunguk, lambang orang yang suka mengacaukan
suasana Kekasih,
lambang bagi tuhan.
g. Prifaks
: bahasa perbandingan dengan menggantika kata dengan beberapa
kata/kalimat.
Perifasis ialah majas bahasa penguraian sepatah kata diganti
dengan serangkaian
kata yang mengandung arti yang sama
h. Parabel
ialah majas perbandingan dengan mempergunkan perumpamaan
dalam hidup. Gaya
bahasa ini terkandung dalam seluruh isi karangan.
Dengan halus tersimpul berupa
pedoman hidup.
Contoh ;
Bhegawat gita, mahabrata, bayar budiman mengadung gaya
bahasa ini.
i. Simetri
ialah majas yang menyatkan kalimat dengan kalimat lain tetapi
isinya sebanding.
Contoh :
Anak itu dididik. Anak itu dituntut dan diajari kearah
kebaikan.
2. Majas
Pertentangan/Paradoks Antitesis
a. Hiperbola
ialah majas yang mengandung pernyataan yang
berlebihan-lebihan dengan maksud
untuk memperhebat,
meningkatkan kesan dan daya pengaruh/majas yang mengandung
pernyataan yang belebihan jumlahnya, ukurannya/sifatnya
dengan maksud memberi
penekatan pada pernyataan si tuasi untuk
memperhebat, meningkatkan kesan dan
pengaruhnya.
Contoh :
-
Saya terkejut setlah mati mendengar
perkataannya.
-
Tubuhnya kurus kering setelah ditinggalkan
oleh ayahnya.
-
Pekik merdeka berkumandang ke angkasa.
-
Cita-cita anak itu selalu melangit.
-
Tiba-tiba meledak amarahnya.
b. Litotes
adalah majas yang ditujukan untuk mengurangi atau
mengecil-ngecilkan kenyataan
sebenarnya. Tujuannya antara lain
untuk merendahkan diri
Contoh :
-
Kami berharap Anda dapat menerima pemberian
yang tidak
berharga ini
-
Gajiku tak seberapa, hanya cukup untuk makan
anak isitri.
-
Pertolongan apakah yang saudara harapkan dari
saya yang
lemah dan bodoh ini?.
-
Terimalah bingkisanku yang tidak berarti ini..
-
Bilakah saudara akan mengunjungi gubuk kami?
c. Ironi
ialah yang mengatakan makna yang bertentangan dengan
maksud untuk
menyindir/memperolok-olok secara halus/sindiran
yang menyatakan sebaliknya
dengan maksud menyindir.
Contoh :
-
Bagus bener rapot mu, Andi. Banyak benar
angka merahnya
-
Rajin sekali kamu, lima hari tidak masuk
sekolah.
-
Bagus benar gambarmu, Dik! Yang dimaksud
buruk
-
Hampir engkau kesiangan yah, kata Pak Guru
kepada seorang
murid yang datang terlambat
d. Sinisme
ialah majas yang menyatakan sendirian secara
langsung/menyindir lebih kasar
dari ironi dan umumnya.
Contoh ;
-
Perkataan mu tadi sangat menyebalkan.
Kata-kata itu
tidak pantas disampaikan orang terpelajar seperti kamu!
-
Biasa-biasa aku jadi gila melihat kelakuanmu
itu!
-
Muntah aku, melihat perbuatanmu itu
-
Mual perutku, mendengar kata-katamu yang
mencari helah (tipu).
e. Sarkasme
ialah majas kiasan yang kasar sekali, memaki-maki
dengan kata-kata yang tak
akan dipergunakan oleh orang-orang yang sopan.
Baiasanya dipakai kalau darah
datang mendidih.
Contoh :
-
Hai anjing! Belumlah kau keluar dari sini ?
-
Walaupun engkau mampus, tak ada peduliku
-
Cik mukamu yang seperti monyet itu, jijik aku
melihatnya
-
Hai iblik, masih juga kamu mengganggu tata
tertib
f. Antitesis
ialah majas pertentangan yang mempergunakan paduan kata
yang berlawanan arti.
Contoh :
-
Para wanita, kaya miskin mempunyai hak yang
sama sebagai warga Negara.
-
Tua muda, besar kecil semuanya habis di bunuh
penjahat itu.
-
Kaya atau miskin bagiku sama saja.
-
Cantik atau tidak, kaya atau miskin bukanlah
suatu ukuran nilai seorang wanita.
g. Kontradiksi
interminis adalah majas yang mengungkapkan sesuatu
yang bertentangan dengan apa
yang sudah dikatakan semuala.
Apa yang sudah dikatakan disangkal/tidak
dibenarkan/dibantah kembali.
Contoh ;
-
Semua siswa kelas dua nik kelas kecuali Hasan
yang nakal itu
-
Semua yang hadir pada pesta itu bergembira,
hanya Tina yang
nampak bermuram durja
-
Semua anak ayah pintar kecuali susi
3. Majas
Pertautan
a. Metonimia
(menyebutkan merk/label dagang).
Artinya majas yang memakai nama ciri-ciri/nama hal yang
bertautan dengan nama orang, barang/hal lainnya
sebagai penggantinya. Kita
menyebut pencipta/pembuatnya
jika kita maksudkan adalah ciptaan/buatannya. Bisa
pula kita
menyebutkan bahan dari barang yang dimaksud.
Contoh :
-
Para siswa di sekolah kami senang sekali
membaca St. Alisyahbana
-
Ayah baru saja membeli Zebera, padahal saya
ingin Kijang
-
Mereka memakai Mazda, bukan Holden
-
Kulihat seseorang dengan tetoron melekat
dibadannya, wajahnya
di hiasi night
and day, sambil berjalan ia mengisap Di sam soe
-
Ayah naik Kijang / Volvo ke kantor (mobil).
b. Sinekdok
ialah majas yang menyebutkan nama bagian sebagian
pengganti nama keseluruhan
atau sebaliknya. Majas ini terbagi 2 jenis.
Parsprototo (sebagaian untuk seluruhnya).
Maksudnyak, kalau yang disebutkan sebagian dari suatu
benda,
maka yang dimaksudkan adalah benda itu secara keseluruhan.
Contoh:
-
Paman saya mempunyai atap di Jakarta (rumah)
-
Sampai sore ini dia belum kelihatan batang
hidungnya.
-
Kami akan membeli tiga ekor ayam untuk
lebaran nanti
-
Saya membeli 3 ekor lembur.
Totem pro parte (seluruh untuk sebagian)
Maksudnya, dengan menyebutkan keseluruhan, maka yang
dimaksud hanya sebagiannya saja.
Contoh :
-
Indonesia meraih mendali emah dalam kejuaraan
itu
-
Sekolah kami meraih juara satu dalam
pertandingan
bola basket minggu lalu.
-
Sekolah kami mendapat piala kejuaraan basket
ball
-
Kaum puteri memperingati hari “kartini”
c. Inversi
adalah majas yang dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat (PS).
Contoh :
-
Paman saya wartawan → Wartawan paman saya
-
Dia dalang →
Dalang ia
-
Engkau sungguh pandai → Pandai sungguh engkau
-
Wajahnya cantik sekali → Canti sekali wajahnya
d. Euphimisme
(ungkapan pelembut)
Majas
dengan menggunakan ungkapan yang lembut / halus dan sopan.
Contoh
:
-
Pak Guru berkata “Hasil ulangan mu kurang
memuaskan!” (buruk)
-
Ijinkanlah saya hendak ke belakang
-
Ibu ku sudah kurang pendengarannya
-
Jenazah para pahlawan telah dikebumikan
kemarin
-
Harimau dikatakan kakek
e. Paradoks
adalah majas yang menggunakan sesuatu yang
seakan-akan bertentangan tetapi
sebenarnya tidak sebab obyeknya berbeda.
Contoh :
-
Karena gembiranya, ia meneteskan air mata
-
Hatinya merasa kesepian ditengah keramaian
-
Pak Hasan sangat kekurangan ditengah hartanya
yang melimpah ruah.
-
Wajahnya buruk tetapi hatinya baik
-
Ia miskin tetapi hidupnya bahagia
f. Alusio
ialah majas yang menggunakan ungkapan/peribahasa yang
sudah lazim digunakan
orang.
Contoh :
-
Kakek itu tua-tua keladi, makin tua makin
menjadi
-
Kelakuan ayah dan anak itu setali tiga uang
-
Kasihan dia, sudah jatuh dihimpit tangga pula
-
Dari tadi engkau menggantang asap (memikirkan
yang
bukan-bukan) apa hasilnya?
g. Interupsi
ialah majas yang menggunakan kata-kata sisipan di
tengah-tengah kalimat untuk
menjelaskan suatu kata yang
kurang jelas dalam kalimat. Biasanya bagian sisipan
ditulis dalam kurung atau tanda pemisah.
Contoh :
-
Ia takut – sebetulnya malu – datang ke
rumahku.
-
Ia – laki-laki yang berkumis itu –
menggangguku tiap hari
-
Dia – yang telah mengambdi sepuluh tahun
disini – mesti diberi penghargaan
-
Aku – orang yang sepuluh tahun bekerja disini
– belum pernah dinaikan pangkat.
h. Asindenton
ialah majas yang menyebutkan beberapa hal, keadaan
atau benda secara
berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung.
Contoh :
-
Jiwanya, pikirannya, hartanya disumabgkan
untuk merebut kemerdekaan
-
Surat kabar, majalah, buku-buku semakin habis
dirobek-robek adik
-
Pena pensil, buku, map semua dijual ke loakan
-
Kemeja, sepatu, kaus kaki, dibelinya di toko
itu.
i. Polisindenton
ialah majas yang menyebutkan beberapa hal atau
kejadian secara berturut-turut
dengan diselingi kata penghubung.
Contoh :
-
Sehabis mandi Didi mekan kemudian mengambil
sepeda lalu
berangkat ke sekolah!
-
Sebelum mulai berbicara, dia melihat kesemua
hadirin dan
memandang dengan penuh perhatian, akhirnya dia tersenyum.
j. Preterito
majas yang seolah-olah pengarang atau pembicara
menyembunyikan atau
merahasiakan sesuatu. Pembaca dibiarakan
memikirkan atau mengungkapkan hal yang
dirahasiakan itu.
Contoh :
Peristiwa kelakuan itu tak sanggup kau menceritakannya
Tak usah kuceritakan peristiwa itu, nanti kau akan tahu
juga.
k. Ememerasio
adalah gaya bahasa yang menggunkan suatu
peristiwa yang dilukiskan satu per
satu sehingga seluruh peristiwa
menjadi kesatuan yang tampak dengan jelas.
Contoh :
Laut tenang diatas permadani biru itu terhampar
Perahu
nelayan melancar perlahan-lahan. Angin berhembus sepoi-sepoi basa.
l. Okupasi
ialah majas yang mengandung bantahan, kemudian diberi penjelasannya.
Contoh ;
Candu merusak kehidupan, itu sebabnya pemerintah
mengawasi dengan keras.
Tetapi si pecandu tetap tidak dapat menghentikan kekuasaannya.
4. Majas
Penegas / Pengulangan
a. Pleonasme
adalah majas yang menggunakan kata-kata secara
berlebihan dengan maksud untuk
menegaskan arti suatu kata (memperjelas
yang sudah jelas) atau majas penegas
dengan menggunakan sepatah kata
yang sebenarnya tidak perlu, karena yang
dinyatakan oleh kata itu, terkandung
pada kata-kata sebelumnya.
Contoh :
-
Mereka turun kebawah untuk melihat keadaan
barang-barangnya yang jatuh.
-
Dukun itu menengadah (meliat keatas) sambil
mengadahkan tangannya.
-
Saya menyaksikan dengan kata kepala sendiri.
b. Klimaks
adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut
yang makin lama makin
menghebat/mendaki.
Contoh :
-
Semua jenis kendaraan, mulai dari sepeda,
motor, sampai mobil,
berjajar memenui halaman rumah Pak Kades.
-
Baik itu Kepala Desa, camat, bupati,
gubernur, maupun presiden,
memiliki kedudukan yang sama dihadapan Tuhan
-
Dari kecil sampai dewasa, sampai setua ini,
engkau belajar belum
juga pandari-pandai.
c. Antiklimaks
ialah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang
makin lama
menurun/melemah.
Contoh :
-
Bapak Kepala Sekolah, para guru dan
murid-murid, sudah hadir
di lapangan upacara.
-
Gedung-gedung, rumah-rumah dan gubuk-gubuk,
semuanya
mengibarkan Sang Merah Putih pada hari Ulang Tahuhn Kemerdekaan RI.
d. Retoris/rik
ialah majas yang berupa kalimat tanya yang jawabannya itu,
sudah diketahui
penanya. Tujuannya untuk memberikan penegasan pada
masalah yang diuraikannya,
untuk menyakinkan, ataupun sebagai sindiran/ejekan/kesangsian.
Contoh :
-
Siapa yang tidak mau hidup bahagia ?
-
Apa ini hasil dari pekerjaan selama
bertahun-tahun
-
Inilah yang kaunamai bekerja ? (Pekerjaan
sungguh buruk)
-
Mana mungkin orang mati hidup kembali ?
e. Aliterasi
adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang bunyi konsonan
awalnya
sama/pengulangan konsonan yang sama.
Contoh :
-
Dara domba daku, datang dari danau
-
Inilah indahnya impian, insan ingat ingkar
-
Tangan tangguh tadahkan tangguh
f. Asonansi
ialah majas pengulangan vokal yang sama.
Contoh :
-
Kura-kura dalam perahu.
g. Antanaklasis
adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama
dengan makna yang berbeda.
Contoh :
-
Karena buah penanya yang kontraversial
-
Kita harus saling menggantungkan diri satu
sama lain
-
Kalau tidak, tidak telah menggantung diri.
h. Repetisi
adalah majas pengulangan kata-kaa sebagai penegasan.
Contoh :
-
Selamat pahlawan, selamat datang pujaanku,
selamat datang
bunga bangsaku.
-
Selama nafas masih mengalum, selama darah
masih mengalir,
selama jantung masih berdebar, aku tidak akan berhenti berjuang.
i. Pararellisme
adalah majas pengulangan sebagaimana halnya repetisi,
hanya disusun dalam baris
yang berbeda. Biasanya terdapat dalam puisi.
Anapora:
Pengulangan kata diawal kalimat satu/lebih dalam puisi.
Contoh:
Sunyi itu duka
Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
Sunyi itu lumpuh/mati
Epipora
Pengulangan kata diakhir kalimat satu/lebih dalam puisi.
Kalau kau mau, ia akan datang
Bila kau pinta, ia akan datang
Jika kau kehendaki, ia akan datang
j. Paraklisme
adalah majas yang berusaha mengejajarkan pemakaian
kata-kata/frase-frase yang
menduduki fungsi yang sama.
Contoh :
-
Kalau tidak mau minum kopi, kamu bole memilih
teh atau susu
-
Kecelakaan pesawat terbang itu tidak hanya
diulas di majalah
tetapi juga disurat kabar dan tabloid.
-
Orang kaya di kampung ini ternyata tidak
sedermawan orang
yang lebih miskin.
4. PERIBAHASA
(BIDAL)
Peribahasa terdiri dari :
-
Ungkapan
-
Pepatah
-
Perumpamaan
-
Tansil/Ibarat
-
Pemeo
a. Ungkapan
/ Idiom
Kiasan tentang kelakuan seseorang atau
keadaan yang diungkapkan
dengan singkat.
Perkataan/kelompok kata yang khusus
untuk menyatakan sesuatu
maksud dalam arti kiasan. Ungkapan dibentuk oleh
kata-kata yang
polanya terbentuk secara tetap. Kata-kata itu tidak bisa
diubah-ubah
susunannya dan tidak bisa pula disisipi dengan kata lain.
Makna
dari masing-masing kata itu membentuk makna baru.
Sebagai contoh perhatikan tabel berikut:
Contoh Kalimat :
-
Buah ratap ibu yang kematian anak itu
memilukan hati orang yang mendengarnya.
-
Buah bajunya semua terbuat dari plastik
berwarna.
-
Kalau Ayah pulang dari bepergian selalu ada
saja buah tangannya.
Kreativitas
merupakan aspek penting dalam penggunaan ungkapan.
Ungkapan-ungkapan yang ada
itu tidakla bisa digunakan dengan seenaknya.
Misalnya, walaupun ungkapan buah
pena bermakna “ungkapan”, kata itu tidak
bisa diterapkan dalam kalimat seperti
:
b. Pepatah
Ialah kiasan tentang keadaan/kelakukan seseorang yang
diungkapkan
dengan kalimat yang seolah-olah terpatah (terpotong) terjadi
beberapa bagian.
Contoh :
-
Datang tampak muka, pergi tampak punggung
-
Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak
berguna.
c. Perumpamaan
Kalimat kiasan yang mengungkapkan
keadaan kelakuan atau
sifat seseorang denan mengambil perbandingan alam
dan
umumnya menggunakan kata perbandingan seperti : bagaikan,
laksana, seumpama,
seperti, bak.
Contoh :
-
Bagaikan ari didaun talas
-
Seperti anak ayam kehilangan induk.
d. Tansil/Ibarat
Kalimat
kiasan seperti perumpamaan yang diikuti penjelasan seperti pucuk aru,
kemana
angin yang keras, kesana condongnya. Ibarat bunga segar dipakai, layu dibuang.
e. Pemeo
Kalimat pendek berupa ejekan atau sindiran yang menjadi
mode atau buah mulut pada masanya.
Contoh :
-
Tak usah, ya !
-
Rasain, lu!
No comments:
Post a Comment