Fungsi sintaksis
Tiap kata atau frasa dalam kalimat mempunyai fungsi yang mengaitkannya dengan kata atau frasa lain yang ada dalam kalimat tersebut. Fungsi itu bersifat sintaksis, artinya berkaitan dengan urutan kata atau frasa dalam kalimat. Fungsi sintaksis utama dalam bahasa adalah predikat, subjek, objek, pelengkap, dan keterangan. Disamping itu ada fungsi lain seperti atributif (yang menerangkan secara setara), subordinatif (yang menggabungkan secara bertingkat).
Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berwujud frasa verbal, ajektival, nominal, numeral, dan preposisional. Berikut ini adalah beberapa contoh predikat.
1. a. Ibu sedang makan di dapur.
b. Kita tidak harus pergi sekarang.
c. Masalah koperasi sudah ditelaah oleh pemerintah.
2. a. Gempa minggu lalu keras sekali.
b. Harga makanan sangat mahal.
c. Rumah usahawan ini besar dan mewah.
3. a. Ayah saya lurah desa Kemiri.
b. Pembantu kami tamatan SMP.
c. Pengalaman guru yang terbaik.
4. a. Dia dari medan.
b. Sekarang Pak Anwar di Bandug.
c. Saya ke Madiun minggu depan
Disamping predikat, kalimat umumnya mempunyai pula subjek. Dalam bahasa Indonesia subjek biasanya terletak di muka predikat. Subjek dapat berwujud nomina, tetapi pada keadaan tertentu kategori kata lain juga dapat menduduki fungsi subjek. Dari contoh di atas tampaklah bahwa subjek untuk kalimat (1. a, b, c) adalah ibu, kita, dan masalah koperasi; untuk kalimat (2. a, b, c) gempa minggu lalu, harga makanan, rumah usahawan itu; untuk kalimat (3. a, b, c) ayah saya, pembantu kami, pengalaman; dan untuk kalimat (4. a, b, c) dia, Pak Anwar, dan saya.
Subjek yang bukan nominal terlihat pada contoh yang berikut.
5. a. Membangun gedung makan biaya.
b. Berhitung tidak mudah.
c. Merah adalah warna dasar.
Ada juga kalimat yang mempunyai objek. Pada umumnya objek yang berupa frasa nominal berada di belakang predikat yang berupa frasa verbal transitif aktif; objek itu berfungsi sebagai subjek jika kalimat tersebut diubah menjadi kalimat pasif. Dalam kalimat.
6 Bejo memanggil orang itu.
7. Hal ini merupakan masalah besar.
orang itu adalah objek karena nominal itu (a) berdiri di belakang predikat verbal dan (b) dapat menjadi subjek bila kalimat pasif seperti terlihat pada (6).
6. Orang itu dipanggil Bejo.
sebaliknya maslah besar pada kalimat (7) bukanlah objek, melainkan pelengkap karena meskipun frasa nominal tersebut berada di belakang predikat verbal, frasa itu tidak dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Kalimat (7) dalam bahasa Indonesia tidak gramatikal.
Yang dimaksud pelengkap atau komplemen mirip dengan objek pelengkap pada umumnya berupa frasa nominal, dan frasa nominaljuga berada di belakang predikat verbal.
No comments:
Post a Comment