RINGKASAN MATERI BAHASA INDONESIA


BENTUK-BENTUK SASTRA

1.      Puisi
Puisi adalah karangan terikat. Puisi dikatakan karangan terikat karena puisi terikat oleh jumlah baris, jumlah suku kata, irama, dan rima ( pengulangan bunyi).
2.      Prosa
Prosa adalah karangan bebas. Prosa dikatakan karangan bebas karena prosa tidak terikat  oleh kaidah yang terdapat dalam puisi, seperti  jumlah baris, jumlah suku kata, irama, dan rima (pengulangan bunyi).
3.      Drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog/cerita yang dipentaskan.


PROSA
Prosa dapat dibedakan atas prosa fiksi dan prosa nonfiksi
a.       Prosa fiksi adalah prosa yang berisi rekaan sebagai hasil imajinasi pengarang.
Yang termasuk prosa fiksi adalah dongeng, hikayat, cerpen, roman, novel.
b.      Prosa nonfiksi adalah prosa yang berisi fakta atau pendapat logis sebagai hasil kajian atau pengamatan terhadap suatu objek.
Yang temasuk prosa nonfiksi antara lain: esai, resensi, kritik, biogarafi, autobiografi.

Prosa juga dapat dibedakan atas prosa lama dan prosa baru
a.       Prosa lama
Ciri-cirinya:
(1)   Anonim ( tanpa pengarang), artinya nama penulis tidak dicantumkan
(2)   Istanasentris , artinya cerita-cerita yang dihasilkan mengambil tokoh raja, keluarga raja, atau tokoh orang-orang bangsawan sebagai pemeran utama .
(3)   Statis, artinya proses perubahan bentuk maupun tema berjalan sangat lambat
                  Macam-macam prosa lama: mite, legenda, fabel, hikayat.

b.      Prosa baru
Ciri-cirinya:
(1)   Ada nama penulisnya
(2)   Masyarakatsentris , artinya cerita yang ditulis diambil dari kehidupan masyarakat sehari-hari.
(3)   Dinamis, artinya terus berubah sesuai dengan perkembangan pribadi penulisnya dan perkembangan masyarakat.
     Macam-macam prosa baru: cerpen, roman, novel, kisah.

CERPEN
Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Cerpen hanya menceritakan satu masalah dalam kehidupan tokoh utamanya.
Ciri-ciri cerpen :
1.      Bentuk tulisan singkat  dan padat
2.      Tulisan kurang dari 10.000 kata
3.      Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri maupun orang lain
4.      Hanya melukiskan satu bagian dari kejadian dalam kehidupan pelakunya.
5.      Habis dibaca sekali duduk (dapat dibaca dalam waktu yang singkat)
6.      Hanya mengisahkan sesuatu yang berarti bagi pelakunya
7.      Meninggalkan kesan yang mendalam
8.      Beralur tunggal dan lurus
9.      Penggunaan kata-kata sangat ekonomis dan mudah dikenal masyarakat
10.  Penokohannya sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam
STRUKTUR CERPEN

1.      Abstrak           :  ringkasan cerita atau inti cerita.
2.      Orientasi          :  pengenalan latar cerita berkaitan dengan tempat,waktu, dan  
                           suasana terjadinya peristiwa dalam cerpen.
3.      Komplikasi      :  urutan kejadian yang dihubungkan dengan adanya sebab akibat.   
                           Dalam komplikasi ini muncul berbagai kerumitan/ berbagai  
                           masalah/konflik yang akhirnya sampai ke puncak konflik
4.      Evaluasi           :  peristiwa-peristiwa yang mengarah ke penyelesaian masalah
5.      Resolusi           :  pengungkapan solusi dari berbagai konflik yang dialami
   tokoh (penyelesaian masalah)
6.      Koda               :  penutup, berupa komentar terhadap keseluruhan isi cerita/ 
                           kesimpulan akhir sebuah cerita. Koda merupakan nilai-nilai atau
                           pelajaran yang dapat dipetik oleh pembaca dari sebuah teks.     
                           Komentar/simpulan dapat disampaikan langsung oleh pengarang
                           atau melalui seorang tokoh.

           Abtrak dan koda dalam teks cerpen bersifat opsional ( tidak harus ada )

UNSUR INTRINSIK SASTRA
           Unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat di dalam karya sastra atau unsur yang membangun karya sastra dari dalam.

Unsur intrinsik prosa (cerpen, novel, roman)
1.      Tema ialah pokok persoalan yang terdapat dalam cerita ; inti cerita; yang menjiwai seluruh isi karangan.

2.      Alur/plot ialah jalinan peristiwa yang sambung-menyambung membentuk kisah atau jalan cerita.

Macam-macam alur
a.       Alur maju : cerita berjalan dari masa sekarang ke masa depan
b.      Alur mundur  (flash back, kilas balik, sorot balik) : menceritakan masa lampau
c.       Alur gabungan/campuran/ maju mundur : menceritakan masa sekarang dan masa lampau

Istilah lain untuk alur
Alur tunggal :alur maju saja atau alur mundur saja
Alur ganda : alur maju mundur atau mundur maju
Alur melingkar: alur maju mundur, maju mundur atau mundur maju, mundur maju

Tahapan alur                                                               
a.       Pengenalan situasi cerita: 1) pengarang memperkenalkan latar cerita, baik 
                                               waktu, tempat, maupun suasana cerita
                                          2) pengarang memperkenalkan para tokohnya
   
b.      Pengungkapan peristiwa: peristiwa awal yang menjadi penyebab munculnya 
                                          masalah 
                 
c.       Menuju konflik              : peristiwa yang menyebabkan tejadinya
                                         masalah/konflik-konflik yang berkepanjangan

d.      Puncak konflik/klimaks  : peristiwa besar yang menyebabkan permasalahan 
                                          menjadi sangat rumit/bertambah rumit

e.       Penyelesaian                   : penyelesaian masalah/konflik

3.      Setting /latar : gambaran tempat, waktu, dan suasana yang digunakan dalam suatu
                       cerita.

4.      Karakter/penokohan/perwatakan ialah cara pengarang menggambarkan para tokoh/pelaku di dalam cerita.
Ada tokoh yang berperilaku baik yang dijadikan peran utama disebut tokoh protagonis dan lawannya disebut  tokoh antagonis.

Cara pengarang menggambarkan watak tokoh ada dua, yaitu:
a.       Secara analitis : pengarang secara langsung menyampaikan watak tokoh.
Contoh: Hasan adalah seorang pemuda yang sangat rajin dan baik hati. Dia seorang pekerja keras.

b.      Secara dramatis : pengarang menggambarkan watak tokohnya secara tidak langsung, yaitu melalui:
1)      dialog tokoh dengan tokoh lain
2)      dialog tokoh lain tentang diri si tokoh
3)      keadaan di sekitar tokoh
4)      pengungkapan kebiasaan tokoh
5)      jalan pikiran tokoh
6)      tindakan tokoh dalam menghadapi persoalan, dll.

5.      Sudut  pandang
Sudut pandang atau point of view ialah posisi pengarang dalam cerita. Posisi pengarang dalam cerita terbagi dua, yaitu pengarang terlibat dalam cerita dan pengarang berada di luar cerita.

a.       Pengarang terlibat dalam cerita ( sudut pandang orang pertama) terdiri atas :
1)      Pengarang sebagai pemeran utama
Pengarang berperan sebagai pelaku utama, isi cerita seolah mengisahkan pengalaman pengarang. Cerita mengikuti perjalanan tokoh “aku” atau “saya”. Sudut pandang ini disebut sudut pandang orang pertama pelaku utama.
Contoh:
Tiba-tiba aku melihat bapak berlinangan air mata. Aku kaget luar biasa. Tetapi, ia tidak berkata sepatah kata pun. Ia tidak menatapku, tetapi aku merasakan hatinya menatapku tajam. Aku meraih tangan ibu, menciuminya dan sungkem pada ibuku. “Mohon doanya ya, Bu.” Ibu terisak. Aku juga melakukannya kepada bapak. Kali ini aku yang terisak. Karena ketika memeluknya, aku merasakan tubuh bapak yang sudah mulai tua dan ringkih. Bapak kurus sekali, lebih kurus dari yang aku kira. Bahunya keras, seperti tak pernah mengistirahatkan bahunya untuk menyandang beban hidupnya yang berat. Bapak juga pasti punya impian seperti aku.

2)      Pengarang bukan pelaku utama tetapi ikut menjadi tokoh, misalnya cerita tentang kehidupan orang-orang terdekat pengarang (ayah, ibu, adik, sahabat). Tokoh “aku”  tidak ikut mengalami konflik/ masalah. Tokoh “aku”  hanya bercerita tentang tokoh lain.
Sudut pandang ini disebut sudut pandang orang pertama pelaku sampingan.
Contoh:
Temanku, Osi,  termasuk orang yang pantang menyerah. Semenjak kedua orang tuanya  meninggal, ia yang harus mengurus keempat orang adiknya. Ia harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya itu. Ia pun terpaksa harus mengundurkan diri dari sekolahnya padahal ujian sekolah sebentar lagi akan dilaksanakan. Untung saja, temanku itu termasuk orang yang tidak mudah putus asa. Berkat kegigihan dan doa yang selalu ia panjatkan, ia pun dapat mengatasi kesulitan hidupnya. Begitulah kisah temanku yang penuh perjuangan.

Dalam sudut pandang orang pertama, cerita menggunakan gaya “aku” atau “saya”, nama pelaku jarang disebut.

b.      Pengarang berada di luar cerita terdiri atas :
1)      Pengarang bertindak sebagai pengamat
Pengarang memilih salah satu tokoh untuk diikuti ceritanya. Lazim disebut dengan gaya “dia”. Seluruh cerita mengikuti perjalanan tokoh “dia”. Semua kejadian hanya dapat diketahui lewat tokoh “dia”. Pengarang dalam cara ini dapat melukiskan keadaan jiwa “dia” tetapi tidak dapat melukiskan jiwa tokoh-tokoh lain. Tokoh ini dalam cerita sering disebut namanya, berbeda dengan gaya “ aku” yang jarang disebut namanya oleh pengarang. Sudut pandang ini disebut sudut pandang orang ketiga pelaku utama.
Contoh:
Sepeninggal ayahnya, kehidupan Ramon menjadi sulit. Ia lalu ke Jakarta. Satu-satunya orang yang dikenal adalah pamannya. Ramon tahu kehidupan pamannya lebih sulit dibanding kehidupannya. Namun, apa boleh buat Ramon terpaksa meminta bantuan pamannya yang jelas-jelas tidak dapat memberikan bantuan.
Dalam sudut pandang orang ketiga, cerita menggunakan gaya “dia” atau nama seorang tokoh yang diikuti ceritanya. Nama tokoh sering disebut. Misalnya, Open, Nining.

2)      Pengarang serbatahu
Pengarang  mengetahui kedaan semua tokoh.  Baik hal yang dilakukan maupun yang dikatakan.  Semua tokoh diikuti jalan ceritanya. Sudut pandang ini disebut sudut pandang serbatahu atau mahatahu.
Contoh:
         Tuan Gendon adalah seorang pengusaha terkaya di kampungnya. Kini ia sedang sakit. Sakitnya itu adalah kepalanya makin lama makin kecil sedangkan perutnya makin lama makin besar. Karena sakitnya itu, dia tidak mau keluar dari kamarnya, yang boleh masuk ke kamarnya hanya istrinya dan pembantunya yang laki-laki dan bisu. Masalah perusahaan  diserahkan kepada tangan kanannya.
         Istrinya merasa kasihan melihat Tuan Gendon. Istrinya memanggil anak-anaknya untuk membicarakan kesembuhan Tuan Gendon. Akhirnya, disepakati bahwa Tuan Gendon akan berobat ke luar negeri. Akan tetapi, sepulang dari  luar negeri  Tuan Gendon tidak juga sembuh.  Anaknya yang sulung dan tengah bersepakat akan membawa Tuan Gendon ke orang pintar. Namun, seminggu setelah berobat pada orang pintar, penyakit Tuan Gendon tidak juga sembuh.
         Akhirnya, Tuan Gendon memanggil anaknya yang bungsu  agar  mencarikan obat untuknya .  Oleh  anaknya yang bungsu, Tuan Gendon akan dibawa ke rumah seorang  ustaz, tempat dia sekolah dulu di sebuah pesantren.  Rencana itu tidak disetujui oleh anaknya yang sulung dan yang tengah. Akan tetapi, Tuan Gendon tetap berangkat. Tuan Gendon, istrinya, dan anaknya yang bungsu pun berangkat ke pesantren tersebut. Di  sana Tuan Gendon diminta untuk mengoreksi diri . Tuan Gendon menyadari akan  kesalahannya selama ini, yaitu dia selalu berpikir untuk mendapatkan uang dengan menghalalkan segala cara dan tidak memikirkan penderitaan orang lain atas perbuatannya itu. Setelah itu, Tuan Gendon bertobat. Setelah pulang dari pesantren, wajah Tuang Gendon sudah terlihat cerah walaupun secara fisik belum terlihat adanya perubahan.

6.      Amanat: pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar.

7.      Gaya bahasa: ciri khas kebahasaan pengarang dalam menyampaikan cerita, yang mencakup penggunaan struktur kebahasaan, pilihan kata, pemakaian ungkapan, peribahasa, majas, dialek, dll.

UNSUR EKSTRINSIK SASTRA
            Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar.
Yang termasuk unsur ekstrinsik
1.        Latar belakang penulis (penulis seorang rohaniwan, sejarawan, psikolog)
2.        Waktu karya sastra itu dibuat (zaman Belanda, zaman Jepang , zaman setelah kemerdekaan, zaman keadaan serba komputer /komputerisasi)
3.        Keadaan masyarakat waktu karya sastra itu dibuat ( masyarakat percaya pada yang bersifat tahayul)
4.        Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita: agama, moral (etika), sosial, budaya, keindahan (estetika), dll.

MAJAS

1.      Personifikasi : benda mati bertingkah laku seperti manusia.
            Contoh:  a.   Bulan tersenyum.
b.      Cangkir mengeluh di atas meja.

2.      Hiperbola: ungkapan pengeras/dilebih-lebihkan
(sepatah kata diganti dengan kata lain yang memberikan pengertian lebih hebat daripada kata tadi).
Contoh: Tangisnya terdengar sampai ke tujuh desa.
       
3.      Pleonasme: menggunakan kata berlebihan/pemborosan kata
(menggunakan kata yang sebenarnya tidak perlu dipakai lagi sebab arti kata tersebut sudah terkandung pada kata yang mendahuluinya).
Contoh: naik ke atas ( kata ke atas sebenarnya tidak perlu dipakai lagi karena kata naik sudah berarti ke atas.
Contoh lain: turun ke bawah , menengadah ke atas, menoleh ke samping atau ke 
                     belakang

4.      Metafora: perbandingan langsung  ( membandingkan suatu benda dengan benda lain. Kedua benda yang dibandingkan itu memiliki sifat yang sama)
Contoh: a.  Anakku, kau adalah bidadari kecilku.
        b.  Anakku, kau bidadari bagiku.
        c.  Raja siang telah terbenam, muncullah dewi malam.

5.      Asosiasi/ Simile : membandingkan suatu benda dengan benda lain untuk memperjelas gambaran yang diinginkan. Untuk membandingkan benda tersebut digunakan kata penghubung yang menyatakan perbandingan (seperti, laksana, bagai, bagaikan, umpama, ibarat, bak, se... (serupa)

           Contoh : a. Semangatnya keras bagai baja.
                          b .Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan.

6.      Paralelisme: pengulangan kata pada puisi
a.       Anafora: pengulangan kata pada awal baris
Contoh: 
 Hanya kepada-Mu aku memohon
           Hanya kepada-Mu aku meminta
           Hanya kepada-Mu aku menyembah
           Ya Ilahi Robbi

b.      Epifora : pengulangan kata pada akhir baris
Contoh: 
 Hartaku kuberikan
 Nyawaku kuberikan
 Segalanya kuberikan
 Demi perjuangan

7.      Repetisi: pengulangan kata beberapa kali dalam bahasa tutur atau prosa untuk menegaskan artinya.
Contoh: Di sini dia dilahirkan, di sini dia berjuang, dan di sini dia dikuburkan.

8.      Tautologi:
a.       Pengulangan kata  beberapa kali dalam kalimat.
Contoh: Tidak lama lagi kalian akan menghadapi ujian. Oleh karena itu,  
              kalian harus belajar, belajar, dan belajar.

b.      Penggunaan kata yang bersinonim dalam sebuah kalimat. (tautologi sinonimi)
Contoh: Apa maksud dan tujuan Anda datang kemari?

9.      Antitesis: menggunakan paduan kata yang berlawanan arti.
Contoh:
a.       Tua muda, besar kecil, pria wanita berbondong-bondong pergi ke alun-alun.
b.      Apa suka duka menjadi pengurus OSIS?

10.  Paradoks: terlihat seolah-olah ada pertentangan sebenarnya tidak karena objek yang 
                 dikemukakan berlainan.
            Contoh:
a.       Suasana ramai seperti ini dia merasa sepi.
(yang ramai suasana, yang sepi hatinya)
b.      Dia kaya, tetapi miskin. (kaya harta, miskin ilmu)

11.  Retorik : Majas yang menggunakan kalimat tanya yang tidak memerlukan 
               jawaban (kalimat tanya tak bertanya)
   Contoh: a. Apa dia salah kalau ayahnya juru masak?
         b. Bagaimana saya mau bermain bola, kaki saya sakit seperti ini?

12.  Klimaks : pengungkapan yang makin menguat/menghebat, makin naik
      Contoh : Sejak SD, SMP sampai SMK dia selalu mendapat peringkat pertama di 
         kelasnya.

13.  Antiklimaks : pengungkapan yang makin melemah/menurun
Contoh :
a.       Kakeknya, ayahnya, dia sendiri, anaknya, bahkan sampai cucunya semua menjadi orang berhasil.
b.      Pertama-tama, dia berpidato dengan suara lantang kemudian suaranya parau lalu dia tidak sadarkan diri.
c.       Siswa kelas XII, XI, dan X sedang melaksanakan Jumat bersih.

14.  Litotes: menggunakan kata-kata yang berlawanan artinya dengan tujuan merendahkan diri.
Contoh:
a.       Datanglah ke gubuk saya. (padahal rumahnya mewah)
b.      Kalau kamu datang ke rumah saya, hanya air putih yang dapat saya
       sediakan.

15.  Metonimia: menyebutkan nama benda atau merek dagang.
Contoh:
a.  Saya memakai Bata. ( maksudnya memakai sepatu merek Bata)
            b.  Dia makan pepaya. ( maksudnya buah )

16.  Sinekdokhe
a.       Pars prototo ( sebagian untuk seluruh) : menyebutkan sebagian dari suatu benda/hal, tetapi yang dimaksud adalah seluruhnya.
Contoh: Sejak kemarin saya tidak melihat batang hidungnya.

b.      Totem proparte (seluruh untuk sebagian): menyebutkan seluruh dari suatu benda/hal, tetapi yang dimaksud adalah sebagian.
Contoh: Pertandingan itu dimenangkan oleh Jakarta. ( yang bertanding hanya   beberapa orang)

17.  Eufemisme (ungkapan pelembut) : menggunakan kata-kata untuk menggantikan kata lain supaya terdengar lebih sopan atau untuk menghindarkan diri dari kata-kata yang dianggap tabu atau pamali.
Contoh:
a.       bekas diganti dengan kata mantan
b.      buta huruf diganti dengan kata tunaaksara
c.       pelayan toko diganti dengan pramuniaga
d.      harimau di hutan dikatakan datuk atau nenek

18.  Alegori: beberapa perbandingan membentuk satu kesatuan yang utuh.
Contoh: Agama adalah kompas dalam mengarungi samudra kehidupan yang penuh 
             dengan ombak gelombang.
19.  Antonomasia: memanggil seseorang bukan dengan nama aslinya melainkan dengan  
                       nama panggilan karena sifat yang dimiliki atau ciri tubuhnya.              
                       (nama julukan)
Contoh: Si Botak, Si Jangkung, Si Kribo, Si Kacamata

20.  Alusio: menggunakan peribahasa, ungkapan-ungkapan yang sudah lazim, atau 
            menggunakan sampiran pantun yang isinya sudah umum diketahui.
Contoh:
a.       Menggantang asap saja kamu dari tadi. (membual, beromong kosong)
b.      Jangan seperti kura-kura dalam perahu. ( pura-pura tidak tahu)

21.  Ironi (sindiran halus) : menggunakan kata-kata yang berlawanan artinya dengan tujuan menyindir.
Contoh: Tulisan kamu bagus sekali sampai tidak bisa dibaca.

22.  Sinisme : sindiran yang agak kasar/lebih kasar daripada ironi
Contoh: Muntah saya melihat tingkah laku kamu yang tidak pernah berubah itu.

23.  Sarkasme: Sindiran yang paling kasar
Menggunakan kata-kata yang kasar dan tidak sopan
Contoh: Hei, anjing! Untuk apa kamu kemari lagi?

24.  Simbolik: menggunakan simbol atau lambang
Contoh:
a.       bunglon lambang orang yang tidak berpendirian tetap
b.      Kekasih lambang Tuhan
c.       Merah lambang berani

UNGKAPAN
            Ungkapan: kelompok kata atau gabungan kata yang menyatakan makna khusus.

1.        kambing hitam     : orang yang dalam suatu peristiwa sebenarnya tidak bersalah, tetapi 
                               dipersalahkan
2.        kuda hitam           : peserta pertandingan/perlombaan yang semula tidak diperhitungkan 
                               akan menang, tetapi akhirnya menjadi pemenang     
3.        anak emas             : anak kesayangan
4.        semata wayang     : satu-satunya
5.        tangan kanan        : orang kepercayaan
6.        angkat topi           : menaruh hormat, kagum, salut
7.        ambil hati             : menyenangkan
8.        makan hati            : menyusahkan
9.        keras hati              : berpendirian teguh
10.    tangan dingin       : sifat selalu membawa hasil (terutama dalam pertanian, pengobatan)

Fakta  dan Opini

Fakta : suatu keadaan atau peristiwa yang benar-banar ada atau benar-benar terjadi.
Contoh:  a.  Icuk Sugiarto adalah seorang  atlet pebulu tangkis  Indonesia.
   b.  Pria kelahiran 4 Oktober ini pada tahun 1983 menjadi juara dunia.
               c.  Telah terjadi gempa tsunami di Palu, Sulawesi Tengah.

Opini : pendapat, asumsi ( anggapan, perkiraan), khayalan, rencana, saran, dll.
Biasanya menggunakan kata-kata seperti: sebaiknya, mungkin, barangkali, menurut pendapat saya .., menurut pendapat Bapak ….
Contoh: a.  Ia merasa belum memanfaatkan hidupnya secara optimal.
     b.  Menurutnya, hidup harus berarti, harus memberi manfaat untuk orang.  

Opini/pandangan penulis: pendapat penulis terhadap persoalan yang sedang dibicarakan.

PANTUN
Pantun, syair, dan gurindam termasuk puisi lama. Pantun berasal dari Indonesia, syair dari Arab, sedangkan gurindam dari India.
Berdasarkan bentuk, pantun terbagi atas:
1.      Pantun biasa
2.      Pantun kilat atau karmina
3.      Talibun
4.      Pantun berkait atau seloka

1.      Pantun Biasa
Struktur/ syarat/ciri-cirinya
a.       Tiap bait terdiri atas empat baris
b.      Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata
c.       Dua baris pertama disebut sampiran. Dua baris berikutnya disebut  isi pantun. (mengandung maksud si pemantun)
d.      Rumus rima akhirnya /abab/. Maksudnya, bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga, bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat. Jadi, sebagai berikut:

Bagaimana bentuknya bulan,              (an)      a
jelas bukan persegi  empat.                 (at)       b
Kepada orang tua jangan melawan,    (an)      a
agar hidupmu berkah selamat             (at)       b

Ada arang di dalam panci,      (i)         a
ikan teri di daun waru.            (u)        b
Jika ada orang membenci,       (i)         a
koreksi diri kita dahulu.          (u)        b

2.      Pantun Kilat atau Karmina
Strutur/syarat/ciri-cirinya
a.       Tiap bait terdiri atas dua baris
b.      Baris pertama merupakan sampiran, baris  kedua merupakan  isi  pantun.
c.       Rumus rima akhirnya /aa/. Maksudnya, bunyi akhir baris pertama dan baris kedua sama.
Contoh:
Sudah gaharu cendna pula, (a)
sudah tahu bertanya pula. (a)

3.      Talibun
       Talibun adalah pantun yang jumlah barisnya lebih dari empat baris dan genap. Jika talibun itu terdiri atas enam baris, tiga baris pertama adalah sampiran, tiga baris berikutnya adalah isi. Jika terdiri atas delapan baris, empat baris pertama adalah sampiran, empat baris berikutnya adalah isi. Rumus rima akhirnya /abcabc/.
Contoh:
Bagaimana bentuknya bulan,              (an)      a
jelas bukan persegi  empat,                 (at)       b
apalagi segi tiga.                                  (a)        c
Kepada oarang tua jangan melawan,  (an)      a
agar hidupmu berkah selamat,            (at)       b
hidup bahagia dan masuk surga          (a)        c

Pantun Berkait atau Seloka

Pantun berkait atau seloka disebut juga pantun berantai. Perbedaan pantun berkait dengan pantun biasa adalah pantun berkait tidak cukup dengan satu bait. Pantun berkait terdiri atas beberapa pantun yang sambung-menyambung. Baris kedua dan keempat pada tiap bait menjadi  baris pertama dan ketiga pada bait berikutnya.
Contoh:
Bagaimana bentuknya bulan,             
jelas bukan persegi  empat.             
Kepada orang tua jangan melawan,   
agar hidupmu berkah selamat        
           
                        Jelas bukan persegi  empat,
                        karena itu bukan jendela.
                        Agar hidup berkah selamat,
                        berbaktilah pada orang tua.
           
            Karena itu bukan jendela,                                                                         
            jangan ditutup rapat-rapat.
            Berbaktilah pada orang tua,
            agar bahagia dunia akhirat.
           
                        Jangan ditutup rapat-rapat
                        biar uapnya keluar nanti
                        Agar bahagia dunia akhirat
                        berdoalah pada Ilahi

Syair
Syair termasuk puisi lama yang berasal dari Arab.  Antara pantun dengan  syair ada persamaan, yaitu sama-sama tiap baitnya terdiri atas empat baris. Akan tetapi, syair memiliki rima akhir  atau bersajak  a-a-a-a. Semua baris merupakan isi dan biasanya syair tidak selesai dalam satu bait karena digunakan untuk menceritakan sesuatu.
Contoh:

Syair Nyanyian Anak

Dengan bismillah kami mulai.
Alhamdulillah selawatnya nabi.
Dengan takdir Allahurobbi.
Sampailah maksud yang dicintai.

Seorang anak cinta yang lama.
Sekarang sudah mulai terima.
Seorang anak diberi nama,
Kami ayunkan bersama-sama.

Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari India (Tamil). Gurindam terdiri atas dua baris. Gurindam tidak memiliki sampiran. Kedua baris tersebut merupakan isi yang berupa sebab-akibat  atau masalah dan  jawaban dari masalah tersebut. Rumus rima akhirnya a-a. Gurindam yang paling terkenal di Indonesia adalah Gurindam XII karangan pujangga Melayu lama, yaitu Raja Ali Haji. Disebut gurindam XlI karena terdiri atas dua belas pasal. Dilihat dari isinya, pada umumnya gurindam merupakan nasihat.

Contoh:
Ini gurindam pasal yang ketujuh

Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.

Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
itulah tanda memperkaya duka

Apabila kita kurang siasat,
itu tanda pekerjaan mendapat sesat

Apabila anak tidak dilatih,
jika besar, bapaknya letih

Apabila banyak mencela orang,
itulah tanda dirinya kurang.

Apabila orang banyak tidur,
sia-sia sajalah umur.

Apabila mendengarkan kabar,
menerimanya itu hendaklah sabar.

BIOGRAFI DAN AUTOBIOGRAFI

1.      Biografi adalah karangan yang berisi riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.
Contoh : Ayahku oleh Hamka

2.      Autobiografi  adalah karangan yang berisi riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh dirinya sendiri atau ditulis oleh orang lain, tetapi berdasarkan penuturan atau sepengetahuan tokohnya.
Contoh:
a.       Hikayat Abdullah oleh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi
b.      Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia oleh Cindy Adams


             Contoh biografi 
Sudirman lahir dari keluarga petani kecil, di Desa Bodaskarangjati, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah pada tanggal 24 Januari 1916. Ia pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Guru, Solo. Pada tanggal  19 Desember 1948, agresi militer Belanda II menyerang Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu. Pemimpin nasional: Soekarno, Hatta, dan Syahrir tertangkap. Segera, setelah agresi itu, Jenderal Sudirman sebagai Panglima Besar TKR (Tentara Keamanan Rakyat) mengeluarkan perintah kilat agar seluruh tentara Indonesia melakukan gerilya melawan Belanda. Meski sakit, Sudirman memimpin langsung gerilya. Taktik gerilya itu ternyata melemahkan moral pasukan Belanda. Banyak pasukan Belanda yang putus asa dan merasa terancam keselamatannya. Sebab, tanpa diduga mereka mendapat serangan mendadak dari pasukan Jenderal Sudirman.


KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, dapat menyampaikan pesan secara tepat, dan dapat dipahami secara tepat pula.
Kalimat efektif dituntut oleh beberapa ketepatan, baik ketepatan pilihan kata, bentuk kata, pola kalimat, maupun makna kalimat.

Sebab-sebab ketidakefektifan kalimat di antaranya :
a.       Pengaruh bahasa daerah
1)      Anak-anak  pada lari.( tidak efektif ) (Bocah-bocah podo melayu.)
            Anak-anak berlarian. (efektif )

2)      Bajunya Ali basah.  (tidak efektif) (klambine Ali teles )
      Baju Ali basah. (efektif)
      Bajunya basah. (efektif)

b.      Pengaruh pola bahasa asing
      Contoh:
1)      Saya sudah katakan. ( tidak efektif ) ( I have told)
            Sudah saya katakan. (efektif)
            saya sudah mengatakan. (efektif)

2)      Toko di mana saya membeli buku sudah pindah. ( tidak efektif)
      Toko tempat saya membeli buku sudah pindah. (efektif)

c.       Pleonastis (menggunakan kata berlebihan/pemborosan kata)
      Contoh:
1)      Para hadirin dimohon berdiri. ( tidak efektif )
            Hadirin dimohon berdiri. (efektif)

2)      Minumlah obat ini agar supaya lekas sembuh. ( tidak efektif )
            Minumlah obat ini agar lekas sembuh. (efektif)
            Minumlah obat ini supaya lekas sembuh. (efektif)

3)      Kita harus saling hormat-menghormati.  ( tidak efektif )
            Kita harus saling menghormati. (efektif )
            Kita harus hormat-menghormati. (efektif )
4)      Rumah ini sangat besar sekali. ( tidak efektif )
                        Rumah ini sangat besar. (efektif )
      Rumah ini besar sekali. (efektif )

5)      Hal ini adalah merupakan tanggung jawab kita bersama. ( tidak efektif )
      Hal ini merupakan tanggung jawab kita bersama. (efektif )
                       
d.      Salah nalar
      Contoh:
1)      Rumah ini mau dijual. ( tidak efektif karena rumah tidak punya kemauan atau keinginan)
                        Rumah ini akan dijual. (efektif )

2)      Sampo ini dapat menghilangkan kepala berketombe. (tidak efektif )
Sampo ini dapat membersihkan kepala berketombe. (efektif)
                       Sampo ini dapat menghilangkan ketombe. (efektif )

e.       Penggunaan kata depan yang salah
      Contoh:

1)      Kebersihan sebagian daripada iman. ( tidak efektif  karena  tidak membandingkan)
      Kebersihan sebagian dari iman. (efektif )

2)      Berikan surat itu pada Amin. (tidak efektif)
Berikan surat itu kepada Amin. (efektif)

f.       Kalimat tidak bersubjek
      Contoh:
1)      Bagi siswa kelas X   harap berkumpul di lapangan. (tidak efektif)
Ket                                          P              Ket.
                       Siswa kelas X   harap berkumpul  di lapangan. ( efektif)
          S                              P                 Ket.
2)      Dari Amin mendapatkan  keterangan yang jelas. (tidak efektif)
Ket.                 P                        O
            Dari Amin  kita mendapatkan  keterangan yang jelas. (efektif)
  Ket.          S               P                                  O
3)       Melalui film ini dapat meningkatkan  semangat nasionalisme. ( tidak efektif )
Ket.                             P                                  O
                        Film ini dapat meningkatkan semangat nasionalisme. (efektif )
                S                              P                      O

g.      Menggunakan kata penghubung pada induk kalimat yang mengikuti anak kalimat
      Contoh:
      Walaupun hujan lebat, tetapi ia tetap pergi ke sekolah (tidak efektif )
                       
                        anak kalimat                  induk kalimat

      Walaupun hujan lebat,  ia tetap pergi ke sekolah. (efektif )
                                   
                                    anak kalimat                  induk kalimat

h.      Menggunakan bentuk kata yang salah
1)      Mereka sedang mempelajari tehnik menulis.(tidak efektif)
Mereka sedang mempelajari teknik menulis.(efektif)

2)      Saya belum menerima kwitansi pembelian buku. (tidak efektif)
Saya belum menerima kuitansi pembelian buku. (efektif)

3)      Kita harus merubahnya. (tidak efektif)
Kita harus mengubahnya. (efektif)

KATA BAKU

Baku artinya standar.
Kata baku bahasa Indonesia ialah kata yang penulisan dan pengucapannya harus sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
No.
Baku
Tidak Baku
1
aerobik
erobik
2
autobiografi
otobiografi
3
komersial
komersil
4
terampil
trampil
5
varietas
varitas
6
karier
karir
7
hierarki
hirarki
8
atlet
atlit
9
apotek
apotik
10
konkret
konkrit
11
kredit
kridit
12
antre
antri
13
video
vidio
14
sistem
sistim
15
nasihat, praktik
nasehat, praktek
16
risiko
resiko
17
tim
team
18
hakikat
hakekat
19
kuitansi
kwitansi
20
ekspor, eksportir
eksport, eksporir
21
standar, standardisasi
standard, standarisasi
22
aktif, teknik
aktiv, tehnik
23
aktivitas, aktifkan
aktifitas, aktivkan
24
produktif
produktip
25
produktivitas
produktifitas
26
koordinasi
koordinir
27
memproklamasikan
memproklamirkan
28
ditemukan
diketemukan
29
asas
azaz
30
asasi
azazi
31
jadwal
jadual
32
izin
ijin
33
diagnosis
diagnosa
34
analisis
analisa
35
silakan
silahkan
36
lesung pipi
lesung pipit
37
ubah
rubah
38
mengubah
merubah
39
mencolok
menyolok
40
sontek
contek
41
menyontek
mencontek
42
memesona
mempesona
43
mengebom
membom
44
mengesampingkan
mengenyampingkan
45
pascabayar
paska bayar
46
rohaniwan
rohaniawan
47
ilmuwan
ilmiawan
48
fotokopi
photo copy
49
fesyen
fasion
50
zaman
jaman

PARAGRAF/ALINEA

Paragraf adalah bagian wacana yang mengungkapkan satu pikiran yang lengkap atau satu tema. Paragraf yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut.
1.      Memiliki satu ide pokok atau satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas.
2.      Antarkalimat saling berkoherensi (bertautan) secara logis sehingga membentuk satu kesatuan.

Untuk menjaga koherensi (kepaduaan) anatarkalimat, perlu hal-hal berikut.
a.      Pengulangan kata/frasa kunci

            UNISCO berinisiatif untuk mengadakan pertemuan guna
membahas rencana pemugaran Borobudur. Dalam pertemuan itu disimpulkan bahwa bentuk stupa tidak diubah.

            Keinginan pemerintah untuk menaikkan harga BBM memang logis sebab harga minyak di Indonesia masih jauh di bawah pasar internasional. Dengan menaikkan harga BBM dalam negeri, pemerintah dapat mengurangi subsidinya. Hasil pengurangan subsidi itu dapat digunakan untuk keperluan pembangunan yang lain.

b.      Penggunaan kata ganti
            Siswa kelas XII wajib mengikuti praktik kerja industri (Prakerin). Selesai Prakerin, mereka harus menyusun laporan sebagai syarat mengikuti ujian nasional (UN). Tanpa laporan Prakerin, mereka tidak diperbolehkan mengikuti UN.




            Kalau kita naik pesawat, pramugari selalu menghidangkan gula-gula. Hal ini ada maksudnya, yaitu saat lepas landas dan mendarat, kita selalu mengunyah-ngunyah. Dengan cara itu, hubungan antara rongga hidung dan telinga terbuka sehingga sakit gendang telinga akibat perubahan tekanan atmosfer dapat dicegah.

c.       Penggunaan konjungsi antarkalimat
            Kita sering melihat objek wisata candi sering dicoreng-moreng dengan cat berwarna mencolok. Bahkan, ada pula yang ditatah dengan pahat atau paku sehingga frahmen benda purbakala tersebut menjadi rusak.

JENIS-JENIS PARAGRAF

KERANGKA KARANGAN

Gagasan utama : Keterampilan menulis
Gagasan penjelas:
1.   Pengertian menulis
2.   Manfaat menulis
3.   Teknis menulis
4.   Hambatan dalam menulis
5.   Jenis-jenis tulisan


1.      Metode berpikir deduktif  (umum-khusus)
( metode berpikir deduktif)
                  

2.      Simpulan juga dapat diketahui dengan menggunakan pertanyaan , apa yang dibicarakan dalam paragraf tersebut.

Salah satu  cara untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah dengan mengubah bahan pencemar itu menjadi sesuatu yang bermanfaat. Plastik bekas kemasan diubah menjadi tas. Sampah dapur diubah menjadi kompos. Bahkan, abu terban limbah pabrik pun dapat diubah menjadi batu bata.
Ø  Simpulan paragraf tersebut adalah
         Bahan pencemar lingkungan dapat dibuat sesuatu yang bermanfaat.

KALIMAT SUMBANG

Kalimat sumbang adalah kalimat yang tidak relevan, tidak padu dengan kalimat-kalimat lain yang ada dalam paragraf tersebut. (kalimat yang tidak nyambung dengan kalimat yang lain )
            Contoh:
(1)Lingkungan aman perlu diciptakan oleh masyarakat. (2) Karena tanpa bantuan masyarakat, keamanan sukar diwujudkan. (3) Caranya, masyarakat membentuk petugas keamanan dari masyarakat itu sendiri. (4) Misalnya, mengadakan siskamling untuk menjaga keamanan pada malam hari secara bergantian. (5) Selain itu, ayah saya juga pernah menjadi satpam.
Ø Kalimat penjelas yang sumbang dalam paragraf tersebut ada pada kalimat nomor (5)







KALIMAT YANG MENYATAKAN HUBUNGAN PERBANDINGAN

Kalimat yang menyatakan hubungan perbandingan adalah kalimat yang di dalamnya ada sesuatu yang dibandingkan.
Cirinya:
1.      menggunakan kata depan daripada
2.      menggunakan kata penghubung sedangkan
3.      menggunakan kata berbeda dengan
4.      kalimat itu sendiri yang menyatakan perbandingan
Contoh:
1.    Harga daging sapi di Bekasi lebih mahal daripada di Jakarta.
2.    Harga daging sapi di Bekasi Rp140.000,00 per kg sedangkan di Jakarta jauh lebih murah, yaitu Rp120.000,00 per kg.
3.    Harga daging sapi di Jakarta Rp120.000,00 per kg, berbeda dengan harga daging sapi di Bekasi, yaitu Rp140.000,00 per kg.
4.    Harga daging sapi di Bekasi lebih mahal dibandingkan dengan harga daging sapi di Jakarta.

KALIMAT YANG MENYATAKAN HUBUNGAN SEBAB AKIBAT
Cirinya:
1.    menggunakan kata penghubung sebab, karena, akibat, akibatnya, sehingga
2.    menggunakan kata membuat, menyebabkan, mengakibatkan, disebabkan dll.
3.    Menggunakan kata benda, yaitu kata penyebab
Contoh:
1.    Kata-katanya yang kasar membuat temannya tersinggung.
2.    Karena adanya perbedaan temperatur di atmosfer, uap berubah menjadi embun.
3.    Uap berubah menjadi embun akibat adanya perbedaan temperatur di atmosfer.
4.    Uap berubah menjadi embun disebabkan adanya perbedaan temperatur di atmosfer.
5.    Adanya perbedaan temperatur di atmosfer menyebabkan uap berubah menjadi embun.
6.    Penyebab uap berubah menjadi embun adalah adanya perbedaan temperatur di atmosfer. (benar)
7.    Penyebab uap berubah menjadi embun karena adanya perbedaan temperatur di atmosfer.( Kalimat tersebut salah karena sudah ada kata penyebab tidak perlu lagi menggunakan konjungsi karena)
8.    Penyebab uap berubah menjadi embun disebabkan adanya perbedaan temperatur di atmosfer. ( Kalimat tersebut salah karena sudah ada kata penyebab tidak perlu lagi menggunakan kata disebabkan)

Perhatikan:
Ibu membuat kue. ( kata membuat tersebut tidak menyatakan sebab-akibat)

KONJUNGSI
Konjungsi  atau kata sambung adalah kata-kata yang menghubungkan kata-kata, bagian-bagian kalimat (frasa, kausa), atau kalimat-kalimat dalam sebuah wacana. Termasuk dalam konjungsi ini adalah kata-kata yang berfungsi untuk mengantar sebuah bentuk  wacana atau kalimat yang sering terdapat dalam cerita-cerita lama. Kata-kata pengantar tersebut adalah : alkisah, arkian, kalakian, maka, bermula, sebermula, hatta, syahdan.
            Macam-macam konjungsi
1.      Menyatakan hubungan penguatan/tambahan/gabungan : dan, lagi, lagi pula, serta, bahkan, begitu pula, selain itu, di samping itu, lebih dari itu, tidak hanya ... tetapi juga
2.      Menyatakan hubungan sebab: karena, oleh karena itu, sebab
3.      Menyatakan hubungan akibat: maka, akibat, akibatnya, sehingga, hingga
4.      Menyatakan hubungan pertentangan: tetapi, akan tetapi, sebaliknya, sedangkan, namun, padahal, melainkan
5.      Menyatakan hubungan perlawanan ( konjungsi yang menghubungkan dua keadaan atau kondisi yang berlawanan): meskipun, biarpun, walaupun, kendatipun, sekalipun
6.      Menyatakan hubungan tujuan: agar, supaya, untuk itu
7.      Menyatakan hubungan waktu: ketika, saat, waktu, ketika itu, saat itu, waktu itu, pada masa itu, sebelum, selama, sesudah, setelah, sambil, seraya, sejak, tatkala, sebelumnya, sesudahnya, lalu, kemudian
8.      Menyatakan hubungan perbandingan: bagai, bagaikan, seperti, laksana, umpama, bak, ibarat
9.      Menyatakan hubungan pemilihan: atau, entah ... entah ...
10.  Menyatakan hubungan penjelas atau penetap (konjungsi ini berfungsi untuk menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan perinciannya) : bahwa
11.  Menyatakan hubungan penegas (konjungsi ini berfungsi untuk menegaskan atau meringkas suatu bagian kalimat yang telah disebutkan sebelumnya): yakni, yaitu, umpama, misalnya, ringkasnya, dan akhirnya
Contoh: Peserta yang pergi tahun ini dua orang, yaitu saya dan Sofi.
12.  Sebagai pengatar kalimat: konjungsi  alkisah, arkian, kalakian, maka, bermula, sebermula, hatta, syahdan digunakan sebagai pengantar kalimat hanya pada sastra lama/cerita-cerita lama, sedangkan konjungsi adapun  masih digunakan sampai sekarang.

Contoh:
            Hatta beberapa hari lamanya Raja Marong Mahawangsa mencari anak Raja Rum itu dengan kemasygulan yang amat sangat, karena sultan Rum menyerahkan anakandanya ke dalam jaganya dan ialah harapan yang besar kepada sultan Rum itu. Maka ratalah sudah disuruh cari oleh Marong Mahawangsa kepada segala menteri para penggawa hulubalang, tiada juga bertemu dengan anak raja Rum itu. Maka raja Marong Mahawangsa pun berlayarlah halanya.

            Telah terjadi kebakaran di Jalan Tenaga Listrik, Kelurahan Kebon Melati, Tanah Abang. Diperkirakan lebih dari 65 jiwa kehilangan tempat tinggal. Api diduga berkobar dari rumah Sanusi, warga RT 13 RW 16.Tidak hanya di RT 13, api juga merembet ke RT 14 yang bersisian dengan RT 13. Adapun sebab terjadi kebakaran itu belum diketahui.
                       
    Arti konjungsi
                        Alkisah            : cerita (dipakai untuk  memulai sebuah cerita atau hikayat)
Hatta               : maka, lalu, sudah itu lalu
Kalakian          : ketika  itu, lalu, kemudian
Bermula           : awalnya, pertama-tama
Syahdan          : selanjutnya, lalu
Maka               : lalu , kemudian

DAFTAR PUSTAKA
Penulisan daftar pustaka
1.      Daftar pustaka disusun berdasarkan abjad, tidak menggunakan nomor urut
2.      Gelar akademik  tidak dicantumkan
3.      Nama penulis dibalik (nama akhir penulis diletakkan di depan)
4.      Jika penulisnya dua orang, nama penulis pertama saja yang dibalik
5.      Jika penulisnya lebih dari dua orang, hanya nama penulis pertama yang ditulis lalu diikuti singkatan dan kawan-kawan (dkk.)
6.      Judul diberi garis bawah atau dicetak miring
7.      Urutannya NTJKP ( nama penulis, tahun terbit, judul, kota, penrbit)
8.      Baris pertama diketik mulai ketukan pertama dari batas tepi margin dan baris berikutnya dimulai dari ketukan kelima atau satu tab dalam komputer
9.      Jarak antara baris pertama dan baris berikutnya yang merupakan kelanjutan adalah satu spasi, sedangkan jarak antara sumber yang satu dengan sumber lainnya dua spasi.
Data buku
No.
Judul Buku
Nama Penulis
Penerbit
Kota
Tahun Terbit
1
Cinta di Ambang Batas
Bayu Surya Brata
Pustaka Jaya
Jakarta
2013
2
Kiat Sukses
Hasan Ali dan Fahmi Idris
PT Nusantara
Bandung
2015
3
Psikologi Remaja
Siti Aminah, Sofi Aini, Umi Inayah
PT Khatulistiwa
Pontianak
2014

Daftar Pustaka

Ali, Hasan dan Fahmi Idris. 2015. Kiat Sukses. Bandung: PT Nusantara.

Aminah, Siti, dkk. 2014. Psikologi Remaja. Pontianak: PT Khatulistiwa.

Brata, Bayu Surya. 2013. Cinta di Ambang Batas. Jakarta: Pustaka Jaya.

            CATATAN KAKI
            Penulisan catatan kaki
1.    Nama penulis tidak dibalik
2.    Gelar akademik boleh dicantumkan, boleh juga tidak
3.    Urutan penulisannya : NAJUKOPETAHA ( nama penulis, judul, kota, penerbit, tahun terbit, halaman)
4.    Penulisan judul : cetak miring atau digaris bawah
5.    Perhatikan tanda bacanya!
6.    Penulisan kata halaman diawali dengan huruf kecil. Kalau kata halaman  disingkat, setelah singkatan hlm diberi tanda titik ( hlm.)

Data buku
Judul
Nama Penulis
Penerbit
Kota
Tahun
Halaman
Kiat Sukses
Hasan Ali dan Fahmi Idris
PT Nusantara
Bandung
2015
25
Cinta di Ambang Batas
Bayu Surya Brata
Pustaka Jaya
Jakarta
2013
15
Penulisan catatan kaki berdasarkan data buku tersebut

1) Hasan Ali dan Fahmi Idris, Kiat Sukses (Bandung: PT Nusantara, 2015), hlm. 25.
2) Bayu Surya Brata, Cinta di Ambang Batas (Jakarta: Pustaka Jaya, 2013), hlm. 15.

PENGGUNAAN TANDA BACA PADA ALAMAT SURAT

1.    Penggunaan tanda baca yang benar pada alamat surat
Yth. Solihin, S.H.
Kepala Bagian Personalia CV Khatulistiwa
Jalan Rawamangun Dalam Timur No. 11
Jakarta Timur

2.    Pada nama tempat dan wilayah yang ditulis berurutan
a.       Abdullah, Jalan Pisang Batu No. 1, Bogor.
b.      Surat ini harap dialamatkan kepada Bapak Hasan Ali, Jalan Lontar Atas No. 24, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

            Penggunaan tanda baca yang salah pada alamat surat

Yth. Slamet Sugiharto, S.E.
Kepala Bagian Personalia PT. Cinta Kasih
Jalan Gandaria Selatan
Jakarta Barat.

 Kesalahan penggunaan tanda baca pada penulisan alamat surat tersebut adalah ....
A.    Setelah singkatan kata yang terhormat, menggunakan tanda titik satu
B.     Di antara nama orang dan gelar akademik menggunakan tanda koma
C.     Penggunaan tanda titik pada singkatan gelar akademik
D.    Penulisan singkatan  PT  memakai tanda titik
E.     Setelah penulisan kata Jakarta Barat, menggunakan tanda titik
Jawabannya: D dan E

            MAKNA DENOTASI DAN KONOTASI
Makna denotasi adalah makna dasar, makna sebenarnya, apa adanya, tidak tercampuri nilai rasa dan tidak berupa kiasan.
Contoh:
kursi = tempat duduk berkaki empat dan mempunyai sandaran
            meja hijau = meja yang berwarna hijau

Makna konotasi
Konotasi artinya tambahan. Sebuah kata yang memiliki makna konotasi berarti kata tersebut selain memiliki makna dasar juga memiliki makna tambahan yang berupa kiasan (bukan makna sebenarnya)  atau disertai nilai rasa. Jadi, makna konotasi ialah makna yang berupa kiasan atau makna yang disertai nilai rasa.
Contoh:
Kata kursi selain memiliki makna dasar, yaitu tempat duduk berkaki empat dan mempunyai sandaran juga mempunyai makna tambahan , yaitu jabatan.
Kata mantan memiliki nilai rasa lebih halus daripada kata bekas.




















































Contoh lain:
a.       Konotasi kiasan ( bukan makna sebenarnya)
1)Konotasi postif   : tangan kanan, anak emas, semata wayang, bintang  
                                lapangan
       2)Konotasi negatif : kaki tangan, dalang ( otak kejahatan), semir-menyemir,
                                       amplop

b.      Konotasi nilai rasa ( adanya perasaan tertentu : benci, hormat, halus, kasar)
1)Konotasi positif : rombongan, langsing, gadis, hamil, wafat, istri,  gemuk
      2)Konotasi negatif : gerombolan, ceking, perawan, bunting, mati, bini,     
                                       gembrot,   

Contoh dalam kalimat

Makna denotasi
1.      Banyak kursi baru di sekolah kami.
2.      Meja hijau di ruang guru panjang sekali.

Makna konotasi kiasan (bukan makna sebenarnya)
1.         Tahun 2019 banyak orang memperebutkan kursi DPR.
2.         Dia dibawa ke meja hijau karena telah menggelapkan uang perusahaan.
3.         Walaupun Tuti anak semata wayang, ia tidak dimanjakan oleh orang tuanya.
4.         Dokter itu bertangan dingin sehingga banyak pasiennya.

Makna konotasi nilai rasa
1.         Ayahnya mantan lurah.
2.         Sudah tiga bulan ia bekerja sebagai pramusiwi.
3.         Rombongan haji Indonesia telah  tiba di tanah air.
4.         Gerombolan pencopet ditangkap polisi.

Contoh makna konotasi kiasan dalam puisi
 

Pagiku hilang sudah melayang           Masa muda sudah berlalu.
Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang datang membayang         Masa tua datang. 
Batang usiaku sudah tinggi

           PENULISAN GABUNGAN KATA
3.         Penulisan gabungan kata dipisah apabila gabung kata tersebut
a.       tidak berawalan dan tidak berakhiran
Contoh: tanda tangan, anak sungai, beri tahu

b.      hanya berawalan
Contoh:  bertanda tangan, menganak sungai, diberi  tahu

c.       hanya berakhiran
Contoh: tanda tangani, beri tahukan, sebar luaskan




2.Penulisan gabungan kata disambung apabila gabungan kata tersebut
                    a. berawalan dan berakhiran
                        Contoh: menandatangani, ditandatangani, memberitahukan

  b.merupakan kombinasi
      Contoh:
      amoral                                     pascabedah                 
      antarwarga                              prabayar
      antikomunis                             pramusiwi
            bilateral                                   swadana
            bioteknologi                            swafoto
      caturwarga                              swasembada
     dasasila                                    purnabakti
                        dwiwarna                                tunagrahita
     ekstrakurikuler                        tunadaksa
     infrastruktur                            semiprofesional
     multifungsi                              ultramodern
     multilateral                              nirlaba
     nonfiksi                                   nirkabel
     nonmuslim                               mancanegara
     non-Islam                                subseksi

                   c.sudah dianggap padu, dianggap sebagai satu kata
                      Contoh: belasungkawa, darmabakti, halalbihalal, kasatmata, sukacita,
                                   dukacita, segitiga, silaturahmi, saputangan, kacamata, sukarela,
                                   olahraga, peribahasa, paramasastra, saptamarga, saripati

            KTSP                  
Sebuah kata yang diawali dengan huruf  k, t, s, atau p apabila diberi awalan me, huruf pada awal kata tersebut luluh/lebur
Contoh; 
a.       kembang + me = mengembang
Contoh lain: mengunci, mengonfirmasi
b.      tari + me = menari        
Contoh lain: menaati, menerjemahkan, menangisi
c.       sapu + me = menyapu
Contoh lain:menyukseskan, menyosialisasikan
d.      pakai + me = memakai        
Contoh lain: memesona, memahami, memedulikan

tetapi  k, t, s, p  yang diikuti konsonan lain (kl, tr, sy, pr ) tidak luluh
Contoh:
a.    klarifikasi + me = mengklarifikasi
Contoh lain: mengkritik
b.    transfer + me = mentransfer
Contoh lain: mentransmigrasikan
c.     syarat + me = mensyaratkan        
Contoh lain:  mensyariatkan, mensyukuri, mensyairkan
d.    produksi + me = memproduksi        
Contoh lain: memprakarsai, memproklamasikan
            Kecuali kata program apabila ditambah awalan me-,  luluh, yaitu memrogram

            KATA YANG TERDIRI ATAS SATU SUKU KATA

Awalan me- apabila dilekatkan pada kata yang terdiri atas satu suku kata akan menjadi menge-.
Contoh:
·         las    menjadi mengelas bukan melas
·         bom  menjadi mengebom bukan membom
·         tik     menjadi mengetik bukan mentik
·         pel    menjadi mengepel bukan mempel

Catatan:
Kata yang benar  adalah mempunyai ( asal kata empunya) dan memperhatikan (asal kata hati). Jadi, bukan memunyai dan  memerhatikan.

            TANGGAPAN POSITIF, NEGATIF, DAN LOGIS

            Tanggapan positif : tanggapan yang bersifat optimis, baik, dan santun.
Contoh:
Sebagai pelajar, saya turut bangga atas prestasi yang telah diraih  oleh Tim Olimpiade Fisika Indonesia ( TOFI ) karena mampu meraih banyak medali.

 Tanggapan negatif : tanggapan yang bersifat pesimis, menjelek-jelekkan, tidak        
                                    santun.
              Contoh :
Prestasi yang diraih Tim Olimpiade Fisika Indonesia masih belum maksimal
karena mereka tidak meraih semua medali emas.

Tanggapan logis: tanggapan/ komentar yang masuk akal sesuai dengan hal yang
                                           ditanggapi ( sesuai dengan isi teks yang ditanggapi)        
            Contoh:
Bacalah paragraf berikut!
Indonesia memiliki kekayaan alam yang patut dibanggakan. Salah satu kekayaan alam tersebut adalah tumbuh-tumbuhan yang dapat berfungsi sebagai obat.   Walaupun begitu, kekayaan alam tersebut kini tidak dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Hal ini disebabkan pengetahuan mengenai obat di berbagai daerah Indonesia sudah jarang dipelajari atau boleh dikatakan sudah banyak punah. Proses punahnya pengetahuan ini sering kali lebih cepat daripada proses punahnya tumbuh-tumbuhan itu sendiri akibat kegiatan eksploitasi hutan yang tidak terkontrol.

                   Tanggapan logis yang sesuai dengan isi paragraf tersebut adalah ….
A.    Kita tidak perlu khawatir dengan punahnya tanaman obat karena sekarang sudah banyak diproduksi obat-obatan kimia yang lebih praktis dan murah

B.    Pemerintah harus menggalakkan budi daya tanaman obat dan meningkatkan sumber daya manusia sehingga produksi obat dari tumbuhan dapat lestari
Jawaban : B

           RESENSI
           Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata revidere atau recensie yang artinya menimbang, melihat kembali, atau menilai.
                        Resensi adalah tulisan atau ulasan tentang penilaian sebuah hasil karya. Karya tersebut bisa berupa buku, film, drama, pertunjukan, lukisan, dll.
                        Tujuan seseorang membuat resensi adalah memberi informasi tentang isi buku tersebut. Apakah buku itu patut untuk dibaca atau tidak.

                        Unsur-unsur resensi
1.    Judul resensi
        Judul resensi dibuat semenarik mungkin dan benar-benar dapat  menjiwai seluruh  inti tulisan. Judul dapat dibuat setelah resensi selesai dibuat. Judul resensi harus selaras dengan isi resensi.

2.    Identitas buku
                        Identitas buku di antaranya: Judul buku, nama pengarang, penerbit, tahun
                 terbit, cetakan ke berapa, ketebalan buku, dll.

3.    Pembukaan
        Pembukaan berisi pengenalan ( nama pengarang, karya-karyanya, dan prestasinya), membandingkan dengan buku yang sama, baik yang sudah ditulis oleh pengarang itu sendiri atau oleh pengarang lain, memaparkan tentang sosok si pengarang, mengulas sedikit tentang keunikan buku, merumuskan tema buku, memberikan kesan tentang buku tersebut , mengenalkan penerbit.

4.    Isi atau tubuh
                        Isi resensi biasanya berupa sinopsis, ulasan singkat tentang poin utama dari isi buku, kelebihan, dan kekurangan buku.

5.    Penutup
                        Biasanya pada bagian penutup, penulis resensi (resensator) menekankan  
     tentang pentingnya buku itu dimiliki siapa dan mengapa harus memiliki atau  
     mengapa harus membaca buku itu.

KALIMAT SIMPLEKS DAN KOMPLEKS
1.    Kalimat simpleks adalah kalimat yang terdiri atas satu pola kalimat atau satu klausa.
    Pola kalimat simpleks: SPO,SPOK, SPOKK, SPKK
    Contoh:
a.       Hasan  sedang mengelas  pagar.     
   S                 P                    O      
 
b.      Ani  membuat  bunga  dari sabun.
 S          P           O            K

c.       Susi  membaca  buku fiksi  di perpustakaan kemarin siang.
  S          P                 O                  K                     K
  

2.    Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau lebih/dua klausa atau lebih.
Pola kalimat kompleks : 
a.       SPO
     SP
b.      SPOK
             SP
c.       KSPO
SP
d.      SPO,SPO
e.       SP
PO
f.       SP
SPO
Contoh:
a.   Saya  sudah menjelaskan bahwa adik saya  tidak bersalah.  
        S                p                                     S                 P  

b.   Suci sedang membaca buku ketika temannya  datang.
        S                  P              O                   S               P
c.   Ketika temannya datang, Suci sedang membaca    buku.

                       S            P               S               P               O
d.   Saya membaca   puisi, teman saya menulis   cerpen. 
        S        P              O            S             P             O
           
e.   Guci  yang dibeli  ibu           pecah.
   S               P      O pelaku      P

f.    Kotak tempat dia menyimpan  perhiasan rusak.
         S                  S         P                 O             P
           
Ciri kalimat kompleks
1.    Memiliki dua pola kalimat (dua subjek dan atau dua predikat)
2.    Menggunakan konjungsi
3.    Menggunakan kata ganti penghubung yang, tempat
           Kalimat majemuk ada tiga jenis, yaitu:
a.       Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang pola-pola kalimatnya memiliki kedudukan yang sederajat, tidak ada pola kalimat atasan atau bawahan.
(tidak ada induk dan anak kalimat)

Macam-macam kalimat majemuk setara
1)        Kalimat majemuk setara yang bersifat menggabungkan (dan, lagi, lagi pula)
2)        Kalimat majemuk setara yang bersifat memilih (atau)
3)        Kalimat majemuk setara yang bersifat mempertentangkan ( tetapi, sedangkan, melainkan)

b.      Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki dua pola kalimat atau lebih yang tidak sederajat. (memiliki induk kalimat dan anak kalimat)
Contoh:
1)       Saya sudah menjelaskan bahwa adik saya tidak bersalah. 
         induk kalimat                                   anak kalimat

2)      Suci sedang membaca buku ketika temannya datang.
          induk kalimat                                  anak kalimat

Induk kalimat adalah bagian kalimat majemuk bertingkat yang bukan merupakan hasil perluasan.

Anak kalimat adalah bagian kalimat majemuk bertingkat yang merupakan hasil perluasan

c.       Kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang terdiri atas kalimat majemuk setara dan bertingkat.
Kata Depan (Preposisi)                
Contoh: di, ke, dari, demi, untuk,  melalui, dengan, pada, daripada, kepada, bagi, dll.

Penulisan Kata Depan Daripada

Kata depan daripada digunakan hanya untuk menyatakan perbandingan dan penulisannya disambung.
Contoh:
a.              Ruang A lebih luas daripada ruang B.
b.              Ana lebih tinggi daripada Ani.

Penulisan Kata Depan Di dan Ke dan Awalan Di dan Ke
Kata depan di dan ke
       Awalan di dan ke
di rumah
ke timur
ketua
di pulau
ke pulau
kepulauan
di samping
ke kiri
ketiga
di mana
ke mana
dibawa
di sana
ke sana
dikemukakan
di antara
ke luar negeri
dibumihanguskan

Penulisan kata depan di dan ke dipisah dari kata yang mengikutinya.
Penulisan awalan di dan ke disambung dengan kata yang mengikutinya.

Untuk diingat

K       =  Kata depan di dan ke
T        =  menunjukkan Tempat atau dianggap tempat
P        =  penulisannya Pisah

Penulisan Judul Karangan

a.    Setiap awal kata pada judul ditulis dengan huruf kapital kecuali kata tugas,
     yaitu kata ganti penghubung (yang, tempat), konjungsi (dan, ketika, agar),   
    dan preposisi  ( di, ke, dari, dengan, dalam, demi, untuk, tentang, melalui, dll.)
    Contoh:
1)    Hati yang Damai
2)    Pembudidayaan Ikan Hias dan Pemasarannya
3)    Penanganan Kearsipan di Kantor Perbendaharaan Negara

b.    Judul ditulis dengan huruf kapital semua
     Contoh: 
1)    HATI YANG DAMAI
2)    PEMBUDIDAYAAN IKAN HIAS DAN PEMASARANNYA
3)               PENANGANAN KEARSIPAN
     DI KANTOR PERBENDAHARAAN NEGARA

c.       Judul tidak diberi tanda apa pun, seperti tanda titik, bintang-bintang, garis bawah, tanda petik, dll.
          Contoh:            

“PEMBUDIDAYAAN IKAN HIAS DAN PEMASARANNYA”     (salah)

  PEMBUDIDAYAAN IKAN HIAS DAN PEMASARANNYA        (benar)



         Pembudidayaan Ikan Hias dan Pemasarannya.    (salah karena ada tanda titik)

         Pembudidayaan Ikan Hias dan Pemasarannya      (benar)


d.      Pemenggalan kata harus tepat (kalau judul tersebut tidak satu baris)
          Contoh:            
     
          Manfaat Pendidikan Sistem               (salah)
                                Ganda

                               Manfaat
                Pendidikan Sistem Ganda                  ( benar)

     
e.       Kata ganti penghubung, konjungsi, dan preposisi  ( yang, dan, ketika, kemudian, di, ke, dari, dalam, untuk, demi. tentang, melalui, dll.) tidak boleh diletakkan di pinggir kanan.

                     Contoh:
                         Penanganan Kearsipan di                   (salah)
 Kantor Perbendaharaan Negara

           Penanganan Kearsipan                    (benar)
                  di Kantor Perbendaharaan Negara



f.       Dianjurkan judul berbentuk piramida terbalik ( tidak harus)
                                     
                                                                
     
                                                                                        
RINGKASAN
Cara menentukan ringkasan
1.    Ambil bagian yang merupakan inti kalimat, hilangkan bagian yang berupa penjelas
2.    Satukan bagian inti kalimat tersebut  secara sitematis / tersusun secara berurutan
Contoh:
Penghargaan Nobel dianugerahkan setiap tahun kepada ilmuwan yang telah melakukan penelitian luar biasa. Penghargaan diberikan kepada orang yang menemukan teknik atau peralatan yang baru, atau telah melakukan kontribusi luar biasa bagi masyarakat. Saat ini, Hadiah Nobel dianggap sebagai penghargaan tertinggi bagi orang yang mempunyai jasa besar kepada dunia.
Ringkasannya: Penghargaan Nobel dianugerahkan kepada ilmuwan yang telah berjasa besar kepada dunia.
3.    Kalau yang akan diringkas lebih dari satu paragraf, inti dari tiap paragraf
disatukan secara berurutan
4.    Apabila di jawaban tidak ada inti kalimat atau inti paragraf yang disusun secara berurutan, ambil informasi penting yang ada dalam teks tersebut

MAKNA ISTILAH

1.    destinasi                : tempat tujuan
2.    dermaga                : tembok penahan ombak, tembok panjang di tepi
                                pelabuhan (untuk pangkalan)
3.    rekonsiliasi            : pemulihan hubungan
4.    infrastruktur          :  prasarana /sarana pendukung
5.    labil                       :  goyah          
6.    negosiasi                :  tawar-menawar, perundingan
7.    pemasok                : penyedia barang
8.    piawai                    : mumpuni, mahir
9.    pakar                     : ahli
10. pialang                   : perantara, makelar
11. orator                     : ahli pidato
12. reklamasi               : pengurukan (tanah)
13. moratorium            : penundaan
14. strategi                  : rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai 
                               sasaran khusus
15. strategis                 : berhubungan dengan strategi; baik tempatnya
16. higienis                  : berkenaan dengan ilmu kesehatan; bersih ; bebas penyakit
17. sanitasi                  : usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang
                                baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan mansyarakat
18. efektif                   : dapat membawa hasil; manjur; mulai berlaku (tentang
  undang-undang)
19. investor                 : penanam modal
20. investasi                : penanaman modal
21. interpretasi                        : makna, maksud, tafsiran, pandangan teoritis terhadap
  sesuatu
22. agroindustri           : industri di bidang pertanian
23. komoditas             :barang dagangan utama
24. komitmen              : perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu; kontrak
25. reformasi               : perubahan secara drastis untuk perbaikan dalam suatu
                                masyarakat atau negara
26. integrasi                 : pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh dan
27. berkontribusi         : mempunyai kontribusi, mempunyai andil,
28. kontribusi             : uang iuran/sumbangan
29. herba                     : tumbuhan yang daun, bunga, dan akarnya dapat
                                digunakan untuk bumbu makanan, obat-obatan, atau 
                                parfum
30. herbal                    : hal-hal yang berkaitan dengan herba
      
           INTI KALIMAT

           Menentukan Inti Kalimat
1.         Inti kalimat terdiri atas SP, SPO, atau SP pelengkap
2.         Anak kalimat dihilangkan
3.         Hal yang berupa keterangan dihilangkan
4.         Jika keterangan dihilangkan akan mengubah arti, keterangan tersebut dapat dipertahankan.
Contoh:
1.         Pedagang es kelapa muda hijau yang memakai topi  sedang melayani
                                            S                                                 P
                                 
 pembeli yang datang dari luar kota.  (kalimat kompleks)
O
                                                                                        
                   Inti kalimatnya: Pedagang  melayani  pembeli.
                                                     S              P             O
                                                            


2.         Ketika adik saya yang tinggal di Bandung datang, saya  sedang membersihkan
                                                                                          S                 P
         
                            anak kalimat                                                            induk kalimat
       kandang ayam. (kalimat kompleks)
                O
 

      Inti kalimatnya: Saya membersihkan kandang.
                                      S          P                   O
                                                            
3.         Ani terpilih sebagai bendahara karena dia orang yang bertanggung jawab.
         S      P            pelengkap

       Inti kalimatnya: Ani terpilih sebagai bendahara.           
                                      S      P           pelengkap

4.         Pemilik rumah menjelaskan perjanjian sewa kepada calon penyewa 
 

                                        
                                              induk kalimat

setelah calon penyewa menanyakan masalah itu.
 


                         anak kalimat

                   Inti kalimatnya: Pemiliki rumah menjelaskan perjanjian sewa.
                                                       S                     P                  O

No comments:

Post a Comment