Teks Prosedur berisi langkah-langkah atau tahap-tahap yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Banyak kegiatan yang harus dilakukan menurut prosedur. Jika tidak mengikuti prosedur itu, tujuan yang diharapkan tidak tercapai. Jadi, sebuah teks prosedur memberitahukan kita bagaimana sesuatu dikerjakan melalui serangkaian langkah atau tindakan.
Teks prosedur mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berisikan langkah-langkah.
2. Disusun secara informatif.
3. dijelaskan secara mendetail.
4. bersifat objektif.
5. langkah berkelanjutan dengan penjelasan.
6. Menggunakan syarat/pilihan
7. Bersifat universal
8. Bersifat aktual dan akurat
9. Bersifat logis
Aspek Kebahasaan dalam Teks Prosedur
Teks prosedur mempunyai unsur kebahasaan lain yang membedakan dengan jenis teks lain. Ciri-ciri kebahasaan dalam teks prosedur yang paling menonjol adalah penggunaan:
1. partisipan manusia secara umum.
2. verba material dan verba tingkah laku
3. konjungsi temporal
Penjelasan mengenai kebahasaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Verba tingkah laku adalah verba yang mengacu pada sikap yang dinyatakan dengan ungkapan verba (bukan sikap mental yang tidah tampak).
2. Konjungsi temporal adalah konjungsi yang mengacu pada urutan waktu dan sekaligus menjadi sarana kohesi teks, seperti pertama, kedua, ketiga, dan setelah.
3. Partisipan dapat meliputi pronomina atau kata ganti yang digunakan untuk penyebutan berikutnya, seperti -nya (kata ganti orang ketiga tunggal).
Selain ciri kebahasaan di atas, dalam teks prosedur juga digunakan banyak jenis kalimat. Jika dilihat dari bentuk sintaksisnya, kalimat dapat dibagi atas kalimat deklaratif, kalimat interogatif, dan kalimat imperatif.
1. Kalimat Deklaratif
Kalimat deklaratif juga dikenal sebagai kalimat berita. Dalam pemakaian bahasa, bentuk kalimat deklaratif umumnya digunakan oleh pembicara atau penulis untuk membuat pernyataan sehingga isinya merupakan berita bagi pendengar atau pembacanya. kalimat berita dapat berupa apa saja asalkan isinya merupakan pemberitaan.
Contoh: Saya lihat ada bus masuk Ciliwung tadi pagi.
2. Kalimat Imperatif
Kalimat perintah atau suruhan dan permintaan jika ditinjau dari sisnya, dapat diperinci menjadi enam golongan, sebagai berikut:
- Kalimat imperatif halus. Ada sejumlah kata yang digunakan untuk menghaluskan isi kalimat imperatif, seperti kata tolong, coba, silakan, sudilah, dan kiranya.
- Kalimat imperatif permintaan. Kalimat imperatif juga dapat digunakan untuk mengungkapkan permintaan, kalimat seperti itu ditandai dengan kata mohon atau minta. Subjek pelaku kalimat imperatif permintaan adalah pembicaraan yang sering tidak dimunculkan.
- Kalimat imperatif ajakan dan harapan. di dalam kalimat imperatif, ajakan dan harapan tergolong kalimat yang biasa didahului kata ayo(lah), mari(lah), harap, dan hendaknya.
- Kalimat Imperatif larangan. Kalimat imperatif dapat bersifat larangan dengan adanya kata jangan(lah).
3. Kalimat Interogatif. Kalimat interogatif juga dikenal dengan kalimat tanya, secara formal ditandai oleh kehadiran kata tanya seperti apa, siapa, berapa, kapan, dan bagaimana.
No comments:
Post a Comment